Edisi.co.id, Jenewa Swiss - Momen bersejarah bagi Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam (PERSIS) yang mengutus Ghazi Abdullah Muttaqien sebagai satu dari tiga delegasi terpilih pemuda Indonesia—dari total lebih kurang 70 orang delegasi terpilih se-dunia—yang lolos seleksi dan diundang mengikuti Forum Lingkungan Hidup Sedunia pada 1st World Youth Assembly 2022.
Gelaran tersebut diselenggarakan di Markas Besar PBB Jenewa, Swiss dan Université de Genève pada 20—22 April 2022.
Forum internasional yang penting dan bergengsi ini membawa tema besar “Act for the planet and trigger change!” dengan misi besar pelestarian lingkungan, kampanye peduli masa depan, dan penyelamatan bumi dari kerusakan yang disebabkan oleh manusia.
Baca Juga: ZTS: video Wapres shalat jenazah dan foto Menag Yaqut Merangkul Ragil Mahardika adalah Fitnah
Acara dibuka secara resmi oleh Mrs. Tatiana Valovaya (Director of United Nations office Geneva Switzerland), yang memberikan sambutan dan ajakan agar delegasi kongres mendukung dan mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di bidang pelestarian lingkungan hidup.
Ia juga menekankan bahwa generasi muda di dunia memiliki potensi dan peran yang besar untuk turut serta dalam aksi nyata merawat bumi, dan menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik untuk peradaban dan kemanusiaan.
Dalam forum terhormat itu, Ghazi menyampaikan makalah tentang kontribusi fikih Islam terhadap usaha pelestarian lingkungan hidup di bidang pengelolaan air bersih dan pengayaan sanitasi sehat.
Judul tulisan yang disajikan adalah "Islamic Fiqh's View on Ensuring Access to the Clean Water and Health Sanitation: An Analysis of Kitâb Bulûghul Marâm Chapter Thahârah".
Gagasan tersebut banyak mendapatkan support dan sambutan hangat dari komunitas Muslim Eropa, serta mendapatkan apresiasi pula dari Duta Besar RI untuk PBB Febrian Alphyanto Ruddyard, di kantor PTRI Jenewa, serta dari Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein Prof. Muliaman Hadad, di Kantor KBRI Bern.
Dalam hal analisis masalah, tulisan tersebut menggunakan pendekatan perbandingan fikih Islam dengan Sustainable Development Goals (SDGs) pasal keenam bidang pelestarian lingkungan.
Tulisan tersebut membawa bahwa negara-negara muslim di dunia akan maju, bersih, tertata rapi dan tidak identik dengan kawasan kumuh serta tertinggal, kalau mereka memegang teguh ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah. Karena, Islam bukanlah sekedar agama, tetapi Islam itu adalah sistem paripurna yang mengatur semua sendi kehidupan, termasuk menyangkut aqîdah (sistem kepercayaan), 'ibâdah (sistem ritual), mu'âmalah (sistem sosial), dan akhlâq (sistem kontrol sosial).
Dengan mengutip kitab Bulûghul Marâm min Adillatil Ahkâm karya Imam Ibn Hajar Al-'Asqolâniy, Ghazi paparkan konsep-konsep Islam yang unik dalam pengelolaan air bersih dan sanitasi sehat, sebagaimana yang terdapat dalam Bab Thaharah (Kaifiyat bersuci yang dicontohkan oleh Nabi).
Artikel Terkait
Wahabi dan Salafi Tak Cocok di Indonesia, Waketum PERSIS: Kontra Produktif Dengan Semangat Berbangsa
Pesantren PERSIS 110 Manbaul Huda Menutup KBM di Bulan Ramadhan dengan Buka Bersama dan Tadarus Al Quran
Ramadhan Berlalu, Waketum PERSIS Ajak Umat Muslim Tetap Bangun di Waktu Sahur
Waketum PERSIS Minta Rektor ITK Harus Diproses Secara Hukum