Musibah: Antara Teguran, Ujian, dan Azab

photo author
- Selasa, 13 September 2022 | 06:37 WIB
[Ilustrasi] Prof. M. Din Syamsuddin MA. Ph. D - Foto: Henry Lukmanul Hakim
[Ilustrasi] Prof. M. Din Syamsuddin MA. Ph. D - Foto: Henry Lukmanul Hakim

Din menyatakan, pengingkaran terhadap rahmat Allah sekarang ada perwujudan modernnya. “Waktu itu beredar dan berputar, history repeat itself, sejarah mengulang dirinya sendiri,” ucapnya.

Baca Juga: Atip dan Arah Re Modernisasi PERSIS

Dia mencontohkan, yang kafir akidah seperti kaum Nabi Nuh banyak, yang kafir dalam dimensi ekonomis seperti kaum Tsamud ada. “Yang melakukan eksploitasi atas manusia lain,” terangnya.

Selain itu, dia mencontohkan banyak juga yang melakukan kekafiran pembangkangan (dimensi sosial) seperti kaum Ad.

Maka, musibah berupa bala, perlu berbentuk tadzkirah (peringatan). Jika kita tidak bisa menyikapinya bersama-sama atau saling menyalahkan, lanjutnya, muncul konflik silang sengketa, perselisihan dan fitnah.

“Fitnah itu musibah, tapi berdimensi konflik. Tidak hanya menimpa orang-orang zalim saja, tapi menimpa orang-orang beriman karena tidak mampu menyelesaikan masalah," jelas Din.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henry Lukmanul Hakim

Sumber: pwmu.co

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X