khazanah

Mengetahui Filosofi Ketupat Lebaran

Rabu, 3 Mei 2023 | 16:59 WIB
Ilustrasi hari raya ketupat yang ternyata memiliki beberapa makna mendalam (unsplash.com/Mufid Majnun)

Artinya, setelah menjadi seorang muslim, orang Jawa tak cukup “baik” saja. Tapi bisa melaksanakan “Laku Papat”. Tak lain tak bukan shalat, puasa, zakat dan haji. Intinya demikian.

Mungkin terkesan “Otak Atik Gathuk” alias “Cocoklogi”. Tapi, itulah tafsir yang bisa kita temukan dalam tradisi kebudayaan ketupat lebaran.

Sebenarnya, masih banyak tafsir lain. Beragam makna filosofis yang bisa kita dapatkan.

Misalnya, anyaman ketupat yang sangat rumit, menggambarkan bagaimana lika-liku kehidupan manusia begitu penuh drama, pasti ada kesalahan di dalamnya, sehingga meminta maaf adalah tradisi muslim Jawa untuk merobohkan keangkuhan dan kesombongan diri.

Makan ketupat dengan santan (santen) mengingatkan semuanya itu. Santen berarti “pangapunten”, mengakui kesalahan.

Parikan Jawa menyebutkan “mangan kupat nganggo santen, menawi lepat nyuwun pangapunten” (makan ketupat pakai santan, bila ada kesalahan mohon dimaafkan”.

Itulah secuil filosofi ketupat lebaran yang bisa saya “jlentrehkan”.***

 

)*Pengamat Komunikasi. Pendiri Komunikasyik.com

Halaman:

Tags

Terkini

Pahala Sholat Idul Adha

Minggu, 16 Juni 2024 | 19:42 WIB

Ngerahul 6

Senin, 6 Mei 2024 | 11:36 WIB

Ngerahul 1 : Mancing Bakot

Sabtu, 27 April 2024 | 19:25 WIB

Hari Ketiga Lebaran, Apakah Kita Masih Fitri?

Jumat, 12 April 2024 | 05:50 WIB

Berpuasa Adalah Berbekal

Senin, 25 Maret 2024 | 13:07 WIB

Kesombongan, Dosa Pertama Makhluk Tuhan

Jumat, 16 Juni 2023 | 08:39 WIB

Menakjubkan Muslim yang Tenang Hadapi Ujian

Rabu, 7 Juni 2023 | 15:00 WIB

Melihatlah Ke Bawah

Selasa, 23 Mei 2023 | 23:39 WIB

Benarkah Dunia Bagi Mukmin Ibarat Penjara ?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:55 WIB

Kok Sabar Melulu Sih?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:43 WIB