"Jadi orangtua itu ternyata sulit banget (gue baru mikirin aja pusing). Jelas lo mau yang terbaik untuk anak lo. Sebisa mungkin sekolahin di sekolah terbaik di kota lo, dikasih makan makanan yang full of nutrition, dikasih fasilitas yang bisa mendukung tumbuh kembang anak lo," tulis Gita.
Menariknya, Gita Savitri sempat berangan-angan memiliki dua anak dengan sang kekasih kala itu. Ia sudah memikirkan cara mendidik buah hatinya untuk pembentukan karakter.
"Gue bilang ke doi kalau kita berempat (gue pengin punya dua anak Insya Allah) tiap Jumat ada tarbiyah di rumah biar anak gue punya karakter, prinsip, pendirian, dan ngerti jelas mana hitam mana putih. Ngaji bareng-bareng, diskusi bareng-bareng," ungkapnya.
Namun, banyak warganet yang menganggap bahwa keputusan untuk tidak memiliki anak hanya dalih karena Gita Savitri memang sulit untuk memiliki keturunan.
"Dari awal aku sudah mikir, mungkin, mungkin sebenarnya engga bisa punya anak jadi berdalih pengin childfree. Jadi dia dengan segala pernyataannya itu hanya untuk menghibur dirinya," ujar warganet.
"Dia kayaknya emang pengin punya anak, tapi mungkin enggak dikasih-kasih jadi dia kayak di fase lelah mengharapkannya. Akhirnya dia lebih memilih childfree," komentar lainnya.
Baca Juga: Kamu Juga Bisa Seperti Messi
Tanggapan Psikolog
Psikolog klinis anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo, seperti dikutip Antara, memandang bahwa pasangan atau seseorang yang memilih untuk tidak mempunyai anak atau childfree juga bisa mengubah keputusan tersebut di masa depan. Perubahan keputusan itu dinilai wajar.
"Setiap pasangan punya alasan yang berbeda dari lainnya. Ada yang memutuskan secara permanen atau temporer, yang mana dia bisa saja berubah pada kemudian hari," kata psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT UI), Jumat (10/2/2023).
Latar belakang pengalaman hidup setiap individu berbeda-beda. Ada yang mendambakan memiliki anak, dan ada pula yang memilih childfree, apakah alasan itu menyangkut kesehatan fisik, mental, dan sebagainya.
Menurut Vera, keputusan childfree juga dapat terkait dengan konsep kebahagiaan yang berbeda-beda setiap individu. "Ada yang bahagia dengan memiliki anak dan ada yang bahagia dengan tidak memiliki anak," kata Vera.
Vera menilai fenomena childfree itu dapat dijadikan momentum sebagai pengingat bagi orang tua untuk terus belajar tentang pengasuhan anak jika keputusan childfree terkait pengalaman seseorang di masa kecil.
Sebelum seseorang memutuskan untuk memilih childfree, lanjut psikolog itu, sebaiknya didiskusikan terlebih dahulu dengan pasangan serta pihak keluarga masing-masing. Dengan begitu, seluruh pihak dapat menemui kesepakatan terbaik.
Baca Juga: Andi Pane: Polemik Hutang Anies upaya Merusak Citra dan Elektabilitas
Artikel Terkait
Putra Daerah Papua Keturunan Maluku Jabat Sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat
Diisukan Steffi Zamora Sudah Punya Anak Jadi Sorotan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan oleh Rizky Billar Kepada Istrinya, Lesti Kejora.
Lesti Kejora telah memaafkan Rizky Billar atas perbuatan Kekerasan dalam Rumah Tangga
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Terus Tingkakan Literasi dan Inklusi Keuangan Pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga