Kalo rapat mereka biasanya di Masjid Istiqlal kamar 30. Salahsatu event yg dibuat SWAMI kala itu adalah Lomba MTQ Tingkat Nasional antar jurnalis dari berbagai media. Masih segar dalam ingatan, saya pernah diminta redaktur media saya untuk ikut menjadi peserta Lomba MTQ. Dan Alhamdulillah kalah.
Ada lagi perkumpulan jurnalis muslim lainnya, namanya IJMI (Ikatan Jurnalis Muslim Indonesia). Ketuanya Kadar Santoso.
Baca Juga: Ikuti Kebaikan Jimin, Penggemar Donasikan 100 Juta Won Untuk Korban Gempa Turki
Patut disyukuri dengan munculnya sejumlah perkumpulan jurnalis muslim dengan berbagai karakter dan programnya. Diharapkan diantara jurnalis muslim dari berbagai organisasi maupun komunitas saling berlomba lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat).
Diantara perkumpulan jurnalis muslim tersebut, ada yang sudah bubar dengan sendirinya. Ada yang vakum, dikarenakan kesibukan para anggotanya. Ada pula yang sudah banting stir tidak lagi bekerja di media dan berprofesi sebagai jurnalis.
Yang membanggakan, hampir semua perkumpulan jurnalis muslim yang ada itu punya tujuan mulia. Salahsatunya mengadvokasi kaum muslimin di negeri sendiri dan belahan dunia dari kezaliman tirani. Membela ulama yang dikriminalisasi, membentengi akidah umat dari paham dan pemikiran yang sesat.
Juga memberikan informasi yang benar, bukan hoax, mencerdaskan bangsa, inspiratif, memberi edukasi dan pelatihan yang bermanfaat. Semoga spirit dakwah dan jihad dengan literasi itu tidak pudar dan putar haluan serta melenceng dari tujuan semula. Semangat itu yang harus dijaga.
Orientasi Jurnalis Muslim
Terpenting, jalinan silaturahim diantara para pengurusnya harus menjadi prioritas. Begitu juga hubungan dengan organisasi dan komunitas yang berbeda. Kata persaudaraan hendaknya bukan sebatas lips servis. Jadikan kata persaudaraan seperti halnya menyebut temen perjuangannya sebagai sahabat dan saudara sesungguhnya.
Itulah perlunya taaruf, saling mengenal. Jangan sampe terjadi diantara anggotanya tidak mengenal di lingkarannya sendiri. Kata persaudaraan bukanlah sebatas jargon, tanpa meneladani akhlak Rasulullah Saw.
Yang namanya persaudaraan itu ada rasa saling peduli, saling menolong, menjenguk yang sakit, mengunjungi yang tertimpa musibah dan sebagainya Inilah asas perkumpulan yang ideal dalam Islam. Juga bukan sebatas teman ngobrol, makan bareng, bertemu saat ada kepentingan dan keuntungan saja.
Di organisasi, perkumpulan dan komunitas dimanapun akan berakhir kisruh, jika orientasi perjuangannya hanya mengejar cuan dan hal-hal yang bersifat duniawi. Transparansi, mengelola manajemen konflik internal maupun eksternal, menahan ego adalah kunci kesuksesan sebuah perkumpulan. Mencari solusi adalah hal yang paling utama untuk diselesaikan.
Baca Juga: Kim Sejeong Ungkap Kekecewaan-nya Saat Gelar Fanmeeting di Indonesia
Tentu untuk menjalankan program dan kegiatan organisasi membutuhkan network, komitmen, finansial yang tidak sedikit. Karena itu perlu dibincangkan dengan bijak dan kepala dingin. Sehingga tidak ada yang merasa ditinggalkan dan jadi bahan pergunjingan.
Artikel Terkait
Pesan UBN ke Jurnalis: Pentingnya Bertabayun dan Menjaga Silaturahmi
Forjim Kecam Pembunuhan terhadap Jurnalis Shireen Abu Akleh, Israel Harus Diseret ke ICC
10 Jurnalis MUI Kota Depok resmi dilantik dan di Kukuhkan
Jurnalis Tak Dilarang Punya Pilihan Politik, Ini Tips Dari CEO ProMedia Agar Netralitas dan Independen Terjaga
Peringati HPN, Promedia Teknologi Indonesia Gelar Seminar Transformasi Jurnalis Jadi Pengusaha di Era Digital
CEO Promedia Teknologi Indonesia Sebut Jurnalis yang Ingin Jadi Pengusaha Media Wajib Berkolaborasi
ProPS Hingga AWS Ikut Berpartisipasi dalam Seminar Tranformasi Jurnalis Jadi Pengusaha