Lokasinya tak jauh dari Stasiun Cikini, hanya perlu berjalan kaki saja sekitar 10 menit.
Bagi yang akan datang di jam-jam ramai seperti jam makan siang, siap-siap untuk menunggu karena tempatnya sedikit kecil.
Usaha keluarga ini terus berkembang hingga jadi salah satu tempat gado-gado populer di Jakarta.
“Awal jual itu cendol dulu. Sebelumnya, kakek nenek jual sembako. Di dekat rumah saya ini ada Kantor Agama Jakarta Pusat. Kalau makan siang, pegawainya minta minuman dan ibu jadi bikin cendol,” jelas Hadi.
Tak lama setelah itu, para pegawai tersebut meminta agar ibu Hadi yang bernama Lanny itu untuk menyajikan makanan.
Akhirnya Lanny pun menjual gado-gado siram khas Jakarta.
Hingga kini Hadi yang jadi generasi kedua di Gado-gado Bon Bin masih tetap menangani semua proses produksi hingga pelayanan sendiri.
Semenjak ibunya meninggal pada 2014 lalu, Hadi kini dibantu kakak serta adiknya berbelanja bahan-bahan pembuatan gado-gado serta membuat bumbunya.
Baca Juga: MER-C : Hentikan Kekerasan terhadap Warga Palestina di Nablus
Gado-gado Boplo
Ada lagi Gado-Gado Boplo, pertama kali didirikan oleh Ibu Juliana Hartono pada tahun 1970. Bukan berupa toko ataupun kios ataupun restaurant seperti sekarang ini.
Melansir dari boplo.co.id pada Kamis (14/7/2022), Gado-Gado Boplo memulai sejarah panjangnya dari sebuah warung kedai kecil di Gang Pasar Boplo (sekarang Pasar Gondangdia) Cikini Jakarta Pusat, atau di kawasan Kebon Sirih, dimana Ibu Juliana, sang owner dibesarkan dan bertempat tinggal ketika itu.
Kini hampir tak ada yang tak mengenal Gado-Gado Boplo, nama yang sangat identik dengan hidangan lezat dan sehat khas Jakarta, gado-gado.
Meskipun sekarang telah berkembang pesat, namun keaslian Gado-Gado Boplo masih tetap terjaga dengan baik.
Salah satu hal yang membuat Gado-Gado Boplo menjadi unik dan mempunyai ciri khas, adalah penambahan campuran kacang tanah dan kacang mede dalam racikan pembuatannya.