Kearifan Komunikasi Medsos

- Rabu, 24 Mei 2023 | 13:45 WIB
Yons Ahmad, Penulis muda berbakat dalam suatu sesi pelatihan
Yons Ahmad, Penulis muda berbakat dalam suatu sesi pelatihan


Oleh: Yons Achmad)*
(Pengamat Komunikasi. Founder Komunikasyik.com)

Media Sosial (medsos) adalah medan perang. Di sana, banyak kepentingan (politik) diperebutkan. Masing-masing memainkan opini dengan beragam argumen.

Sementara, di dunia pemasaran digital (online), tak kalah beragam brand (jenama) saling bersaing untuk mendapatkan tempat di mata publik (konsumen).

Harapan semua pihak, tentu hadir produktivitas yang melahirkan kemenangan dan kemakmuran.

Baca Juga: PKS Usung Anies Jadi Capres, Din Syamsuddin Nilai Sudah TepatBaca Juga: PKS Usung Anies Jadi Capres, Din Syamsuddin Nilai Sudah Tepat

Masing-masing menawarkan kelebihan dari segi ide (gagasan), produk baik barang maupun jasa serta personal branding (citra diri) dari tokoh tertentu, terutama tokoh politik yang bakal bersaing pada pemilu legislatif maupun pemilihan presiden dan wakil presiden di 2024 nanti.

Sayangnya, dalam perspektif komunikasi digital, harapan atas produktivitas menyisakan banyak problem efek samping.

Semuanya itu muncul karena ketiadaan pendidikan literasi digital yang cukup, terutama pemahaman yang baik terkait penggunaan media sosial (medsos).

Akibatnya, yang tampak lebih banyak pola-pola komunikasi nir adab, maraknya kabar bohong (hoaks), mis informasi dan dis informasi, kurangnya tabayun (koreksi dan cek kebenaran informasi).

Alih-alih mendatangkan produktivitas yang membuka peluang kesejahteraan, dunia digital memaksa orang menelan informasi secara instan, cepat dan massal yang justru memunculkan efek yang disebut Nicholas Carr (2010) dalam The Shallows.

Ini bisa mendangkalkan cara berpikir kita. Kondisi demikian tentu tidak bisa dianggap remeh.


Tahun Politik

Bursa pemilu legislatif, capres dan cawapres 2024 telah dibuka. Artinya, kita sedang memasuki tahun politik. Banyak kekhawatiran publik yang dirasakan.

Satu diantaranya, masyarakat bakal terbelah (terpolarisasi), lebih-lebih jika capres dan cawapres hanya dua pasang calon saja.

Kegaduhan politik semakin menganga, saling serang antar tokoh, tak hanya melalui komunikasi verbal di media massa baik cetak maupun elektronik tapi juga melalui media sosial (medsos).

Halaman:

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kearifan Komunikasi Medsos

Rabu, 24 Mei 2023 | 13:45 WIB

Kemenkes, Kabupaten Garut Menerapkan KLB Difteri

Rabu, 22 Februari 2023 | 10:05 WIB

Kadin: Cuti dan Libur Bersama 2023 Mendongkrak UMKM

Jumat, 30 Desember 2022 | 17:15 WIB
X