Mengenal Fiqh Shaum: Penetapan Shaum Ramadhan, Orang Yang Berhalangan Puasa dan Hal Tidak membatakan Puasa

- Jumat, 24 Maret 2023 | 11:25 WIB
 Foto Ilustrasi shaum/pixabay/Mohamed_Hassan
Foto Ilustrasi shaum/pixabay/Mohamed_Hassan

PENETAPAN SHAUM RAMADHAN

Shaum dihitung berdasar pada bulan qamariyyah yang dipandang lebih meringankan, karena beredar pada 4 musim, sehingga bergiliran antara musim panas dan dingin.

Inilah salah satu hikmah penggunaan bulan Islam sebagaimana dijelaskan dalam QS. 2/187.
Penetapan awal dan akhir puasa adalah dengan:

(1). Ru’yatul hilal: melihat bulan. (HR. Muttafaq ‘Alaih, lihat al-Lu’lu wal
Marjan, hadits no. 656),
(2) Takmil syahri Sya’ban: menyempurnakan bulan Sya’ban (HR. Abu Daud
no. 2322, Tirmidzi no. 689, Ahmad no. 3776, 3840, 3871.
(3) Meng-hisab jatuhnya bulan (HR. Muttafaq ‘Alaih).

Baca Juga: Mengenal Fiqh Shaum : Pengertian Shaum dan Jenis Shaum dalam Islam

ORANG-ORANG YANG BERHALANGAN PUASA (‘UDZUR SYAR’I)

Orang yang haram berpuasa, dan wajib meng-qadha’, yaitu haid dan nifas (HR. Muslim).
Orang yang boleh berbuka puasa tapi wajib meng-qadha’ nya, yaitu;

Sakit, yaitu halangan yang dapat menyebabkan semakin parahnya sakit jika berpuasa (baik berdasarkan percobaan dulu ataupun dengan rekomendasi dokter), orang yang sangat lapar atau haus sehingga takut binasa.

Safar dengan jarak yang membolehkan jama’ dan qashar shalat. Para ulama berbeda pendapat tentang jarak perjalanan tersebut;

Pertama, tidak dibatasi (Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad),

Kedua, 3 mil (Dahiyyah bin Khulaifah al-Kalby) Ketiga, 80 km/90 km walaupun safar tersebut dengan kendaraan modern (lihat Majmu’ Fatawa li Ibni Taimiyyah, juz 27 hal. 210).

Orang yang boleh berbuka tapi wajib fidyah, yaitu orang tua yang lemah, orang yang berpenyakit tidak ada harapan sembuh, pikun, pekerja berat, orang yg selalu dalam safar seperti sopir (QS. 2/186).

Orang yang hamil dan menyusui, tapi harus meng-qadha’ (Jumhur fuqaha’, lihat Qardhawi, Fiqh Shiyam, hal.78), atau boleh fidyah (Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Ibnu Sirin, Sa’id bin Jubair, al-Qasim bin Muhammad, Qatadah, Ibrahim dan inilah yg paling kuat menurut Qardhawi, lih. Fiqh Shiyam, hal.79).

Baca Juga: Hikmah Puasa ke 1, Beribadah tapi bernilai Sia-Sia

HAL-HAL YANG TIDAK MEMBATALKAN PUASA

Halaman:

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Melihatlah Ke Bawah

Selasa, 23 Mei 2023 | 23:39 WIB

Benarkah Dunia Bagi Mukmin Ibarat Penjara ?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:55 WIB

Kok Sabar Melulu Sih?

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:43 WIB

Mengetahui Filosofi Ketupat Lebaran

Rabu, 3 Mei 2023 | 16:59 WIB

Pesan Kultural Lebaran Idul Fitri Bagi Umat Islam

Jumat, 28 April 2023 | 11:46 WIB

Apakah Kita Masih Fitri ?

Minggu, 23 April 2023 | 21:56 WIB

Hikmah Puasa ke 29, Makna Ied Menurut ulama

Sabtu, 22 April 2023 | 18:30 WIB

Hikmah Puasa ke 26, Menggapai Lailatul Qodar

Selasa, 18 April 2023 | 17:40 WIB

Hikmah Puasa ke 25, Riungan Tadarus Al-Qur'an

Selasa, 18 April 2023 | 17:25 WIB

Hikmah Puasa ke 21, Hukum Tidur dalam Masjid

Jumat, 14 April 2023 | 17:12 WIB

Hikmah Puasa ke 19, Hukum I'tikaf Bagi Perempuan

Selasa, 11 April 2023 | 10:31 WIB
X