Oleh : Ustadz M. Apip Alpian
Allah SWT berfirman :
ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَـٰبَ ٱلَّذِینَ ٱصۡطَفَیۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمࣱ لِّنَفۡسِهِۦ وَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدࣱ وَمِنۡهُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَیۡرَ ٰتِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ذَ ٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡكَبِیرُ
Kemudian Kitab (alquran) itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang :
1. Menzalimi diri sendiri ( ظالم لنفسه )
2. pertengahan ( مقتصد )
3. Ada yang lebih dahulu berbuat kebaikan ( سابق بالخيرات ) dengan izin Allah.
Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
Q.S Fatir ayat 32.
Secara global, ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT telah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW untuk digunakan sebagai pedoman hidup bagi umatnya.
Baca Juga: Hikmah Puasa ke 1, Beribadah tapi bernilai Sia-Sia
Namun, dalam fakta lapangannya kehidupan di antara umat Islam, ada berbagai macam sikap dalam mengambil Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
Sikap pertama : _zolimun linafsih_ sikap menzolimi diri sendiri.
Maksud nya adalah masih banyak aturan aturan allah yang dilanggar oleh orang tsb.