Modifikasi Cuaca Dilakukan di Beberapa Tempat, Inilah Dampak yang Tak Banyak Orang Tahu

photo author
- Senin, 3 Februari 2025 | 14:35 WIB
lustrasi meminimalisir curah hujan dengan modifikasi cuaca. (freepik/freepik)
lustrasi meminimalisir curah hujan dengan modifikasi cuaca. (freepik/freepik)


Edisi.co.id- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem di Provinsi Jawa Tengah pada akhir Januari hingga Februari 2025.

Dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Bencana Hidrometeorologi yang dihadiri Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2025.

Di sisi lain, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memberikan catatan penting mengenai efektivitas Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam mengurangi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir.

Baca Juga: Rip Current Tak Hanya Terjadi Saat Cuaca Buruk, Ini 6 Mitos dan Fakta Tentang Rip Current

LAPAN menegaskan bahwa operasi TMC tidak selalu efektif dan bahkan dapat berisiko memperburuk kondisi cuaca secara keseluruhan.

Analisis LAPAN: Risiko Operasi TMC Saat Cold Pool

Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan Pusat Sains dan Teknologi Antariksa-LAPAN (Treak PSTA-LAPAN) melakukan analisis menggunakan Sadewa, sebuah sistem peringatan dini atmosfer ekstrem berbasis satelit dan model atmosfer yang dikembangkan LAPAN.

Hasil analisis menunjukkan bahwa operasi TMC bisa menjadi tidak efektif dalam mencegah hujan jika terjadi fenomena cold pool.

Menurut LAPAN, mengutip jurnal Ilmu Atmosfer, cold pool adalah kantong udara dingin yang terbentuk ketika hujan menguap selama curah hujan yang intens.

Fenomena ini dapat mempercepat pembentukan awan baru, meningkatkan skala hujan yang lebih luas.

Pada 20 Februari 2021, hujan lebat yang menyebabkan banjir besar di Jakarta dan Bekasi disebut terjadi akibat mekanisme cold pool.

LAPAN menjelaskan bahwa saat itu, proses percepatan induksi awan menghasilkan awan skala meso yang meliputi wilayah Jawa bagian barat.

LAPAN juga menyoroti bahwa operasi TMC yang dilakukan di Lampung dan Selat Sunda pada sore hari sebelumnya tidak efektif dalam mencegah hujan yang disebabkan oleh cold pool. Bahkan, LAPAN menegaskan bahwa intervensi ini bisa berbahaya.

"Tidak bisa dan bahkan berbahaya," demikian pernyataan resmi LAPAN pada Maret 2021.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X