Diketahui bahwa Rahmat mempunyai darah keturunan Pajajaran dari ayahnya dan dari pihak ibu yaitu keturunananggota laskar Mataram yang menempati daerah Matraman dan hijrah ke Tanah Abang.
Uniknya, Rahmat sempat dijuluki “Si Betok” karena perawakannya yang kecil tapi cukup berisi. Sementara teman sepermainannya yaitu Sabeni berperawakan agak besar dan Mujeni bertubuh sedang. Tiga orang ini kemudian dikenal melegenda sebagai Tiga Serangkai Jago Maen Pukulan dari Gang Kubur Lama, Tenabang.
Seperti halnya anak Betawi lain, Rahmat juga mempelajari ilmu agama serta silat (maen pukulan). Bahkan ia menekuni tarekat sebelum mengkreasikan maen pukulan. Beberapa daerah ia datangi guna mendalami tarekat, mulai dari Banten, Madura dan Cirebon. Namun sayangnya tidak diketahui pasti aliran tarekat dan guru-gurunya.
Di Tanah Abang, banyak generasi muda yang belajar maen pukuran Rahmat kepada Cing Ramdhani bin Suhaemi. Cing Ram yang lahir tahun 1935 di Tenabang merupakan cucu Kong Rahmat dari pihak ibu yang bernama Robi’ah. Beliau berguru kepada H. Marjuki, anak dari Kong Rahmat. Cing Ramdhani sendiri telah mengajarkan maen pukulan Rahmat sejak usia muda hingga akhir hayatnya pada 2001.
Baca Juga: Gelar Malam Muhasabah di Monas, Pemprov DKI Jakarta Rekayasa Lalin Sekitar Monas
Jurus-jurus Maen Pukulan Rahmat
Sejatinya jurus maen pukulan Rahmat berjumlah 16. Saat berguru pada Cat Eng Hiat, ia mendapatkan enam jurus tambahan kuntao sehingga total jurusnya menjadi 22. Adapun semuanya diturunkan kepada anaknya, yakni Marjuki (Cang Juki). Berikut adalah jurus maen pukulan Rahmat:
1. Jurus Pukul
2. Jurus Potong
3. Jurus Koset
4. Jurus Sikut
5. Jurus Muka Dua
6. Jurus Muka Tiga
7. Jurus Tendang Tubruk
8. Jurus Serot