Fenomena ini semakin diperkuat oleh media sosial yang memungkinkan adanya komparasi sosial yang berlebihan.
"Ada fase berikutnya, Fear of Better Option atau FOBO. Saya rasa, ini isunya tadi kan, 'Kabur Aja Dulu'. Karena sosial media membuat komparasi sosial," tutur Dr. Faisal.
Dalam menghadapi tantangan ini, Dr. Faisal menekankan pentingnya merasa cukup dengan apa yang dimiliki agar tidak terus-menerus terjebak dalam komparasi sosial yang tidak sehat.
"Jadi perasaan cukup itu jadi perasaan yang dibutuhkan kembali. Jadi gak terus menerus komparasi, itu yang pada akhirnya FOBO, menjadi kegelisahan anak sekarang," tambahnya.
Berkaca dari hal itu, Helmy kemudian bertanya terkait solusi dari sang peneliti Tanah Air itu agar generasi muda di Indonesia dapat berkembang dan beradaptasi dengan situasi 'Kabur Aja Dulu' yang ingar di medsos.
Dr. Faisal ke Generasi Muda Tanah Air: Tingkatkan Literasi!
Menjawab terkait fenomena 'Kabur Aja Dulu', Dr. Faisal memberikan pandangan generasi muda perlu melihat kembali sejarah perjuangan pemuda Indonesia.
Hal itu dapat dilakukan generasi muda Indonesia dengan meningkatkan literasi dan berdiskusi satu sama lain agar dapat meyakini Tanah Air mereka sebagai bangsa yang besar.
"Nasihat saya adalah berkaca pada generasi-generasi muda Indonesia. Jadi kalau dulu Indonesia lahir dari anak-anak muda yang masih usia belasan, dua puluhan dengan segala keterbatasan," tutur Dr. Faisal.
"Tingkatkan literasi dengan membaca buku, berdiskusi, berimajinasi, lalu lahirlah Indonesia. Saya rasa ini perlu dilakukan agar dapat imajinasikan ulang Indonesia hingga muncul keyakinan sebagai bangsa yang besar," tandasnya.***