artikel

Qatar Tambah Daftar Negara yang Blokir Roblox, Game Online Anak-anak yang Sempat Dikecam Mendikdasmen RI

Kamis, 11 September 2025 | 17:42 WIB

Edisi.co.id  - Qatar resmi memblokir akses ke platform game populer Roblox. Langkah ini diambil setelah gelombang seruan di media sosial mendesak pemerintah mengambil tindakan terkait kekhawatiran terhadap keselamatan anak.

Laporan The Peninsula Qatar pada Kamis, 14 Agustus 2025, menyebut meski Roblox masih tersedia di Apple App Store dan Google Play Store, para pengguna game online itu di Qatar kini tidak bisa masuk ke dalam game.

"Aplikasi mobile menampilkan pesan “tidak ada jaringan internet,” sementara versi situs web memberi keterangan situs ini tidak dapat diakses," demikian keterangan The Peninsula Qatar.

Kendati demikian, hingga kini, pemerintah Qatar belum memberikan pernyataan resmi mengenai alasan pemblokiran.

Roblox bukan pertama kalinya diblokir di suatu negara. Sebelumnya, negara-negara lain di Asia seperti, China, Turki, dan Oman telah mengambil langkah serupa.

Semua dengan alasan keamanan anak dan perlindungan terhadap konten yang dinilai tidak pantas. Mereka menilai Roblox rawan menampilkan konten kekerasan dan membuka peluang eksploitasi anak.

Berkaca dari hal itu, sorotan terhadap Roblox juga sempat mencuat di Indonesia. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti bahkan secara terbuka melarang anak-anak bermain Roblox karena mengandung banyak adegan kekerasan.

Mu’ti menyampaikan pesan kepada anak-anak agar menjauhi game yang mengandung kekerasan atau kata-kata tidak pantas.

“Yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya karena itu tidak baik,” ujarnya kepada awak media saat kegiatan Kick-off Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah di Jakarta pada 4 Agustus 2025.

Mu’ti menjelaskan, anak usia sekolah dasar belum sepenuhnya mampu membedakan adegan nyata dan rekayasa. Lebih dari itu, anak-anak adalah peniru ulung yang mudah mencontoh perilaku dari apa yang mereka lihat di game atau media digital.

“Kalau di game itu dibanting, itu kan tidak apa-apa. Tapi kalau dia main dengan temannya kemudian temannya dibanting, kan jadi masalah,” terangnya.

Menurutnya, untuk menghindari dampak buruk tersebut, literasi digital perlu ditanamkan sedini mungkin. Orang tua diharapkan berperan aktif dalam mengarahkan anak agar hanya mengakses konten yang bermanfaat.

Mendikdasmen RI juga sempat mengingatkan pentingnya pendampingan orang tua saat anak menggunakan gawai. Ia menekankan bahwa gawai bukan sekadar hiburan, tapi juga bisa menjadi sarana edukasi jika digunakan dengan tepat.

“Dampingi anak saat bermain gawai, pandu supaya yang diakses adalah yang bermanfaat,” tukasnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB