artikel

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB
KH. Syamsul Yakin penulis buku milir

Oleh: Syamsul Yakin

Penulis Buku "Orang Betawi Nyaba Palestina"

Edisi.co.id - Western Wall di lidah orang Betawi berarti Tembok Kulon. Letaknya memang di sebelah kulon Kota Tua Yerusalem. Western Wall tidak berbeda dengan Tembok Ratapan. Tentu frasa ini bukan terjemahannya. Tetapi nama berdasar fungsi tembok tersebut. Di tembok itu orang Yahudi berdoa dan meratap. Kaprah ditafsiri sebagai Tembok Ratapan. 

Orang Islam sendiri memberinya nama Tembok Buraq. Tentu bukan ujug-ujug. Tapi lebih karena tembok itu bersentuhan langsung dengan lokasi tempat Nabi Muhammad menambatkan Buraq saat Mikraj pada tahun 621 Masehi. Di lokasi ini kemudian dibangun Masjid Buraq oleh Dinasti Mamluk pada abad ke-16.

Orang Yahudi sendiri menyebut Western Wall dengan Kotel. Artinya tembok. Bedu dengan kata "wall" dalam bahasa Inggris.. Tembok ini adalah sisa Bait Suci Kedua yang dibangun oleh Herodes pada tahun 19 sebelum Masehi. Herodes adalah raja bagi orang Yahudi. Panjang tembok itu 488 meter. Tingginya 19 meter. Di bawah tanah dipercaya masih tersisa fondasi Bait Suci Kedua.

Kalau diparanin dan diperhatikan secara seksama, Western Wall terbuat dari kapur. Ada tembok yang berlubang. Ada pohon rumput yang kayaknya dibiarkan tumbuh. Bait Suci Kedua pernah dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 Masehi. Penyebabnya kala itu orang Yahudi berontak kepada Romawi. Di sisa Bait Suci Kedua itu kini orang Yahudi menyelipkan kertas berisi doa.

Sejarah mencatat bahwa Romawi mulai menguasai wilayah Yahudi sekitar tahun 4 sebelum Masehi. Wilayah ini tempo-tempo disebut Yudea. Kendati orang Yahudi tinggal di daerah pendudukan Romawi, tapi tidak ada orang Romawi yang jadi Yahudi. Maksudnya tidak ada yang menganut agama Yahudi. Yahudi adalah bangsa dan agama sekaligus. Orang Romawi tetap politeistik.

Namun pada tahun 313 Masehi, Konstantinus menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi. Mungkin Konstantinus berpandangan bahwa Kristen bukan bagian dari Yudaisme. Persoalan ini kalau dibahas bakal panjang dan bikin puyeng. Kudu digelar ruang ngerahul dan mendatangkan narasumber.

Saya tiba di Western Wall menjelang siang. Matahari begitu penter. Terdapat tempat terbuka seluas separo lapangan sepak bola. Posisi Western Wall ada di bawah. Saya melempar pandang dari bagian atas. Di sekelilingnya adalah bangunan. Mungkin rumah dan pertokoan. Dari tempat saya ngejegir ke Western Wall diserung pembatas semacam teras. Saya samperin dan duduk-duduk di situ bari nyantai.

Menariknya, tempat itu dipisah. Ada buat laki-laki dan ada perempuan. Laki-laki berpakaian rapi, pake pantolan dan penutup kepala. Topi hitam bundar ala koboi lebih dominan ketimbang yarmulke atau kippah. Mungkin dalam ajaran agama Yahudi, memakai penutup kepala diharuskan. Sama seperti umat Islam. 

Tradisi menutup kepala berlaku juga di dalam agama Kristen. Misalnya Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus II, dan Paus Fransiskus. Ketiganya memakai solideo atau pileolus. Ketiganya. pernah nyaba Indonesia. Selain penutup kepala, tradisi yang nyaris sama adalah jubah. Jubah rahib Yahudi dikenal dengan nama kittel. Jubah paus disebut cassock. Sementara jubah yang dipakai orang Islam umumnya disebut gamis.

Orang Yahudi berdoa di Western Wall sehari tiga kali. Pada pagi, siang, dan malam. Praktis tempat itu ramai terus. Dipenuhi orang lalu lalang. Satu yang menarik juga, seperti di masjid, di halaman Western Wall saya melihat "kotak amal". Mereka silih berganti memasukkan "sedekah". Saya duga yang dimasukkan itu uang shekel, mata uang Israel. Satu shekel itu lebih dari 5.000 rupiah.***

Tags

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB