Prediktor terkuat terjadinya DE justru adalah hipertensi (meningkat 1,94 kali), merokok (meningkat 2,34 kali), dan usia yang lebih dari 60 tahun (meningkat 8,7 kali).
Baca Juga: Mitos atau Fakta ? Diabetes Sebabkan Disfungsi Ereksi, Ini kata Dokter Ahli RSUI
Selain itu, penelitian dari MMAS Study (Massachusetts Male Aging Study) menunjukkan bahwa risiko DE tertinggi terjadi pada pasien yang memiliki gaya hidup sedenter (duduk selama ≥9 jam per hari).
Dokter Widi kemudian menjelaskan beberapa langkah untuk meminimalisir risiko DE pada saat bersepeda, diantaranya (1) menyesuaikan sepeda dengan tubuh (bike fitting), (2) memilih saddle yang lebar dan no-nose, (3) menggunakan padding (pada sepeda atau padded short), (4) beristirahat secara berkala untuk mengurangi risiko baal.
Bersepeda sangat baik untuk kesehatan secara umum, dapat mencegah risiko kematian akibat masalah kardiovaskular (yang juga merupakan risiko DE derajat berat).
“Potensi DE akibat bersepeda dapat diminimalisir atau dicegah, selain itu sebagian besar rasa baal akibat bersepeda hanya bersifat sementara,”kata dokter Widi.
Dokter Widi berpesan agar masyarakat jangan khawatir untuk bersepeda. Bersepeda aman dilakukan dengan keuntungan yang lebih banyak untuk kesehatan.
Faktor risiko kardiovaskular lebih erat kaitannya dengan disfungsi ereksi dibanding bersepeda.
dokter Widi juga berpesan jika ada masyarakat yang mengalami DE, maka sebaiknya segera lakukan pemeriksaan lengkap untuk memastikan ada tidaknya masalah kardiovaskular yang belum terdiagnosis sebelumnya.
Penatalaksanaan DE sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah atau memperbaiki kondisi jantung pembuluh darah, begitu pula sebaliknya (skrining DE untuk penderita penyakit kardiovaskular).
“Saat ini tersedia banyak pilihan terapi disfungsi ereksi yang dapat disesuaikan dengan kondisi tiap pasien,”pungkas dokter widi.***