artikel

Hari Ini, Google Doodle Hadirkan Ilustrasi Sapardi Djoko Damono, Mengenang Karya Sastra yang Menginspirasi.

Senin, 20 Maret 2023 | 18:26 WIB
Ulang Tahun Ke-83 Sapardi Djoko Damono. (Kredit: Google)

Edisi.co.id - Hari ini, Senin, 20 Maret 2023, Google Doodle menampilkan ilustrasi Sapardi Djoko Damono sebagai peringatan ulang tahunnya yang ke-83.

Ilustrasi Sapardi yang muncul di huruf ‘O’ itu menampilkan Sapardi menggunakan topi dan kacamata sambil membawa payung dan buku.

Sapardi merupakan sastrawan terkemuka Indonesia dengan berbagai karya luar biasa yang pernah dilahirkan dari tangannya dalam menulis sajak-sajak sederhana namun mampu menyejukkan jiwa.

Karir Sapardi sangat luar biasa. Pada tahun 1969, Sapardi mengeluarkan kumpulan puisi pertamanya yang berjudul “dukaMu abadi”.

Pada masa itu, sebagian besar sastrawan Indonesia fokus pada gagasan sosial, namun Sapardi lebih memilih fokus pada kondisi manusia.

Karena kesuksesan buku tersebut, Sapardi diangkat menjadi Guru Besar Ilmu Susastra di Universitas Indonesia pada tahun 1995.

Sapardi banyak meraih penghargaan internasional maupun nasional, diantaranya Cultural Award (1978), Anugerah Puisi Putra (1983), The SEA Write Award (1986), Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kalyana Kretya (1996), Achmad Bakrie Award (2003), Akademi Jakarta (2012), Habibie Award (2016), dan ASEAN Book Award (2018).

Baca Juga: Game Indie Sky: Children of the Light, Opsi Terbaik untuk Healing Si Mager yang Tidak Punya Budget

Perhimpunan Cendekiawan Sastra Indonesia juga didirikan oleh Sapardi dengan maksud mempromosikan seni ke seluruh negeri.

Sapardi juga menerjemahkan karya sastra dunia ke dalam bahasa Indonesia, dengan salah satu terjemahannya yang paling terkenal adalah The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway.

Pada 1994, Sapardi menerbitkan “Hujan Bulan Juni”, sebuah buku yang berisi kumpulan puisi terbaiknya.

Karya ini menjadi inspirasi bagi banyak musisi untuk membuat komposisi dengan tema serupa.

Pada 19 Juli 2020 lalu, publik Indonesia harus rela kehilangan salah satu penyair terbaiknya dalam usia 80 tahun.

Meskipun Sapardi telah tiada, karya-karyanya masih abadi dan dibaca oleh umat di seluruh dunia, menjadi syair bagi generasi-generasi penulis berikutnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB