Dapat pula dicontohkan, betapa pun setiap institusi sudah memiliki visi, misi, tujuan, sasaran, dan program serta mekanisme kerja yang terpampang secara rinci, namun dalam pelaksanaannya seringkali masih menemui banyak kendala. Bahkan terkesan hanya formalitas belaka, sehingga tak banyak berkontribusi nyata dalam membangun chemistry.
Ketiadaan chemistry akan mengurangi lengkapnya kinerja teamwork dalam mencapai tujuannya. Harus banyak mengeluarkan waktu dan energi untuk membenahi komponen agar semakin memperlancar berlangsungnya sistem yang sedang berjalan. Persoalan yang sering dihadapi dalam sebuah organisasi atau dalam sebuah teamwork, ternyata untuk membangun chemistry ini tidak cukup dilakukan hanya melalui pendekatan normatif (rapat pembekalan/coaching dan try-out, apalagi hanya berdasarkan literatur).
Bagaimanapun menurut guru besar Manajemen kinerja Prof Wibowo, chemistry ini tidak bisa diabaikan, tidak bisa dianggap sepele. Karena secara langsung atau tidak, ikut memengaruhi kinerja teamwork, untuk mencapai tujuan dan kepuasan (satisfaction) terhadap apa yang diharapkan bersama.
Setidaknya lanjut Prof Wibowo, ini merupakan salah satu seni kepemimpinan, seni berorganisasi, atau seni dalam teamwork untuk menyamakan mindset yang di dalamnya melibatkan sambung nalar, sikap/perilaku, sekaligus sambung rasa (sambung empati, sambung intuisi, sambung motivasi, sambung persepsi dan sejenisnya) antarpersonal yang terlibat dalam suatu sistem.
Ada beberapa penyebab chemistry dalam tim kerja tidak bisa terbangun diantaranya; (1) Baru bertemu atau baru kenal dengan teman satu tim, (2) kurangnya komunikasi dengan rekan yang baru dikenal, (3) belum banyak mengenal karakter rekan satu tim, (4) sudah kenal cukup lama, tapi memiliki karakter yang sulit disatukan, (5) sudah kenal cukup lama, tapi masing-masing memiliki pola pikir dan ego yang sulit untuk diturunkan, bahkan pernah terjadi konflik akibat perbedaan yang sulit untuk diselesaikan dan dipahami oleh masing-masing, atau (6) pernah bekerja dalam satu tim, pernah mencoba memahami karakter teman satu tim, tapi pada akhirnya sulit untuk bisa memahaminya, sehingga lebih senang jika tidak lagi bersama dalam satu tim.
Tim kerja yang tidak ada chemistry di dalamnya biasanya bekerja hanya atas tuntutan dari pimpinan, sama-sama kerja bukan bekerja sama, kerja masing-masing, tanpa saling mengganggu, tidak ada yang berani atau mau memberikan saran, masukan, atau kritik karena dikhawatirkan takut menyebabkan pihak lain tersinggung. Prinsipnya selesaikan saja tugas dan urusan masing-masing tidak perlu ikut campur urusan orang lain.
Membangun chemistry sebenarnya hal yang gampang-gampang susah. Diperlukan “frekuensi” yang sama antar personil yang ada dalam tim tersebut. Diperlukan keinginan untuk sama-sama berbaur dan menyatukan emosi positif antara yang satu dengan yang lainnya. Diperlukan stimulus dan respon yang membuat nyaman bagi semuanya.
Orang yang sudah saling memiliki chemistry cenderung akan saling ketergantungan. Mereka akan merasa kehilangan jika temannya tidak aktif dalam tim atau tidak lagi bersama dalam satu tim. Mereka akan saling mencari dan menanyakan keberadaan masing-masing. Awalnya, mungkin mereka ada dalam satu tim karena pragmatisme atau atas kepentingan pekerjaan saja, tetapi seiring dengan waktu, mereka menemukan kecocokan dan saling mengenal karakter masing-masing.
Kematangan emosi dan kedewasaan karakter juga akan sangat membantu dalam membangun chemistry. Chemistry dalam sebuah tim akan berdampak terhadap soliditas, keharmonisan dalam tim. Ketika chemistry terbentuk, maka setiap orang yang ada dalam kelompok akan bekerja dengan penuh semangat, suka cita, senang, saling melengkapi, dan saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Dampak dari chemistry yang kuat antar anggota tim diantaranya adalah tujuan dari organisasi akan tercapai dengan optimal. Keberhasilan lembaga akan dirasakan sebagai keberhasilan bersama dan dirayakan oleh bersama karena setiap orang dalam tim merasa ikut berkontribusi mencapai tujuan. Oleh karena itu, semua orang yang ada dalam tim harus bisa memiliki komitmen, saling menghormati, dan saling menghargai agar chemistry itu akan terjaga.***