Oleh KH Bachtiar Nasir
Bismillahirrahmanirrahiim
Surat al-Ghasyiyyah ayat 8-10
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ
"Banyak muka pada hari itu berseri-seri. Merasa senang karena usahanya. Dalam surga yang tinggi."
Setiap perbuatan atau usaha kita di dunia pasti akan diperlihatkan balasannya oleh Allah Subhanahu wa ta'ala di akhirat kelak.
Di hari itu, ada yang terlihat "wujuhuy yauma idzin khoosyiah" (wajah yang tertunduk, terhina) dan ada pula yang "wujuhuy yauma idzin naa'imah" (wajah yang berseri-seri). Ada yang tertunduk dan ada yang berseri-seri karena bahagia .
Tentu sangat beruntung orang-orang yang wajahnya berseri, lantaran amalan dan ikhtiarnya menggapai ridha Allah di dunia, diterima Allah Subhanahu wa ta'ala. Inilah wajah calon penghuni surga.
Lalu apa syaratnya agar wajah kita berseri-seri saat bertemu dengan Allah Subhanahu wa ta'ala di akhirat? Ada empat hal yang mesti kita upayakan selama hidup di dunia.
Baca Juga: Wamenag Tegaskan Tidak Ada Isolasi, Jemaah Diminta Deteksi Dini Penyakit Bawaan
Pertama, iman. Di kehidupannya dunia, pada wajah orang yang shalih terpancar cahaya yang mengisyaratkannya sebagai calon penghuni surga. Pancaran itu sejatinya berasal dari iman yang mendasari setiap amal shalih yang dilakukannya.
Iman sendiri dibuktikan dengan lisan dan perbuatan. Menyatakan iman dengan lisan untuk orang-orang yang tidak terlahir sebagai muslim itu, sungguh membutuhkan pengorbanan. Inilah pembuktian untuk iman yang dideklarasikan dengan lisan.
Setelah dengan lisan, iman itu juga harus dibuktikan dengan perbuatan. Contohnya shalat. Dalam shalat, terdapat dua rukun, yaitu rukun fi'liyah yang berarti perbuatan dan rukun qauliyah yaitu perkataan. Dua-duanya wajib dikerjakan.