edisi.co.id - Warga perbatasan Nusa Tenggara Timur dengan Timor Leste itu, tepatnya di Desa Maneikun, Kecamatan Lasioat, Kabupaten Belu, menganggap sulit untuk membudidayakan tomat di lahan tersebut karena tak ada bibit. Kanit Samapta Polsek Lasiolat itu menyatakan kesanggupannya untuk mengusahakan bibit tomat.
Pada 22 April 2022, dimulailah usaha membangunkan lahan tidur itu. Bripka Nasrul terlibat langsung dalam proses pembersihan lahan. Tak jarang dengan masih mengenakan baju dinasnya. Kerja keras itu pun mulai terlihat hasilnya. Kini, di atas lahan Matias Moruk dikembangkan sekitar 700 tanaman tomat lahurus khas daerah Lasiolat.
Tomat Lahurus merupakan satu-satunya jenis tomat yang memiliki buah besar dan langka karena tomat itu hanya bisa tumbuh di beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu dan tidak ada di daerah lain.
Baca Juga: Warga Depok Terdampak Kebanjiran
Matias dan Bripka Nasrul sudah bersepakat bahwa hasil panen dari kebun tomat itu akan dijual di pasar dan akan dibawa ke Kota Atambua bahkan sampai Malaka serta Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Harga tomat lahurus berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp125 ribu per kilogram.
Bripka Nasrul juga berharap keuntungan dari hasil mengolah lahan tidur ini bisa membantu masyarakat kurang mampu dan yang membutuhkan. Bripka Nasrul pun ingin menunjukkan bahwa dengan bertani pun masyarakat bisa memperoleh penghasilan untuk memenuhi ekonomi keluarga sehingga tidak perlu terlalu berorientasi untuk menjadi pegawai.