Oleh : Khairullah Ahyari-
Edisi.co.id - Sumpah. Saya sudah tua. Walau suka berlaga muda. Tetap saja tua. Tertutup. Tidak terbuka. Pemikiran saya kolot. Gerak saya lambat. Idealisme melorot.
Sumpah. Saya sudah tua. Selalu merasa paling benar. Selalu merasa bisa. Selalu merasa gak pernah salah.
Sikap semakin kanak kanak. Tidak sadar, tidak insaf. Tidak beranjak dewasa. Kurang bijaksana.
Sumpah. Saya sudah tua. Tapi masih haus jabatan. Padahal. Sudah banyak uban. Sudah banyak lemak. Sudah penyakitan. Sudah banyak pantangan. Masih merasa gagah. Padahal lemah.
Sumpah. Saya sudah tua. Telah lahir ribuan pemuda. Anak anak muda pintar. Anak muda penuh semangat. Anak anak muda dengan wawasan luas dan berpikiran sesuai zamannya. Tapi saya tetap merasa saya lebih pantas dari mereka.
Sumpah. Saya sudah tua. Anak anak muda yang jelas keren jasmani dan jiwanya. Saya tahan potensinya.
Payah saya. Kesempatan mereka sering saya rebut juga. Saya masih ingin ini itu. Yang sebenarnya hak mereka. Hak anak anak muda. Waktu mereka.
Sumpah. Saya sudah tua. Semoga segera saya siuman. Sekelompok pemuda telah hadir. Mereka sudah siap. Untuk menggantikan saya. Lebih baik. Lebih hebat. Lebih menjanjikan. Sesuai dengan jamannya.
(Parung Bingung, 28 Oktober 2022)