Baca Juga: Danrem Tarumanegara : Seluruh Satuan Harus Lebih Proaktif dan Kerja Ekstra Dalam Penurunan Stunting
Mungkin sang Coach mulai gregetan dengan kekonyolan anak buahnya itu. Seperti yang saya rasakan.
Tapi setelah itu pemain Maroko mulai menyadari dan makin berhati hati.
Jika ada serangan berbahaya, tim Maroko cepat cepat membuang ke depan atau luar lapangan.
Bahkan bila perlu mentekel kaki lawan tanpa harus mendapat kartu kuning atau ancaman di kotak pinalti.
Setelah dua kali perpanjangan waktu (Extra Time), kedua pemain, termasuk suporter harap2 cemas, jangan sampe ada bola yang bobol ke gawang.
Terus bertahan sampe mengadu nasib dan keberuntungan disaat adu pinalti.
Tumben tumbenan, mata saya masih melotot hingga pukul 02.00 dinihari.
Biasanya jam jam segitu, TV yang nonton saya alias sudah ngorok.
Tak biasanya pula saya berdoa sangat serius pada Allah.
Agar memuliakan dan memberi kemenangan kepada saudara muslim saya, Maroko.
Terlebih saat detik detik adu pinalti yang menegangkan.
Disaat Maroko melakukan tembakan pertama ke gawang Spanyol, begini doa saya, "Ya Allah ya Robb, masukkan bola itu ke samping kanan gawang.
Berilah kemuliaan pada Maroko malam ini." Alhamdulillah Gollll..
Giliran pemain Spanyol melakukan tembakan pinalti ke gawang Maroko.