Edisi.co.id - Sebagai daerah tropis, negara kita kaya dengan berbagai jenis tanaman. Dari tanaman itu kemudian menghasilkan beraneka ragam buah-buahan. Belum lagi umbi-umbian yang juga banyak macamnya.
Sayangnya, sebagian besar hasil pertanian itu masih dipasarkan dalam bentuk buah atau umbi segar. Baru sebagian yang sudah diolah. Padahal, dengan teknis pengolahan yang sederhana saja sudah bisa meningkatkan nilai tambah, sekaligus menjadikan produk tersebut lebih awet, Sebagai contoh, kita mengenal beberapa jenis keripik seperti keripik singkong, keripik ubi, keripik apel, keripik nangka, keripik pisang dll.
Kini berbagai jenis keripik itu sudah menjadi salah satu peluang usaha yang cukup menguntungkan. Selain pembuatannya mudah, bahan baku cukup tersedia, dan juga memiliki peluang pasar yang cukup besar. Karena memang jenis makanan ringan ini banyak digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga: Warga Jakarta Antusias Menikmati Hiburan Musik di Bundaran HI
Peluang itu pula yang menjadi daya tarik bagi Holisoh, warga Kelurahan Cibodas Baru, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, ketika memulai usaha pembuatan keripik pisang di tahun 2018. Holisoh memilih usaha ini karena bahan bakunya mudah didapat, modalnya relatif kecil, proses pengerjaannya mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus, serta keuntungannya cukup menggiurkan.
Dengan modal Rp 20 juta, Holisoh mulai menyiapkan berbagai peralatan. Dia membeli pisang untuk bahan baku, yang banyak dijual di pasar terdekat. Buah pisang segar itu diiris tipis, kemudian dikeringkan sebentar lalu digoreng. Dia membuat beberapa jenis keripik pisang dengan rasa dan aroma yang berbeda-beda.
Hasil produksi itu dia pasarkan melalui sejumlah warung dan toko di sekitar tempat tinggalnya. Dia juga mulai terlibat dalam pameran yang sering diselenggarakan baik di tingkat kecamatan maupun di Kota Tangerang. Dia juga mulai melakukan promosi melalui media online. Untuk lebih menarik calon konsumen, Holisoh sering memberikan bonus kepada pelanggan yang membeli dalam jumlah banyak.
Baca Juga: Pelung Usaha Anyaman Bambu dari Kabupaten Buleleng, Bali
Sedangkan untuk menambah permodalan Holisoh mulai menjalin hubungan dengan lembaga keuangan, yaitu PNM Mekaar, sejak 2018. Banyak pengetahuan yang dia peroleh selama menjadi anggota kelompok. “Banyak solusi dan bantuan yang diberikan PNM Mekaar,” tambah Holisoh yang mengaku sudah empat kali mendapat pinjaman.
Holisoh, yang produknya pernah ditolak pedagang dan mendapat cemoohan dari teman-temannya, kini sudah bisa memenuhi kebutuhan keluarganya bahkan sudah mampu menabung secara rutin. “Saya akan terus megembangkan usaha ini dengan menambah varian rasa baru,” ujarnya. ***