Prinsip Ekuilibrium

photo author
- Jumat, 21 Januari 2022 | 10:06 WIB


Oleh: Syamsul Yakin
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar Parung Bingung Kota Depok

Edisi.co.id - Setidaknya ada dua ayat yang Allah SWT titahkan agar kita memegang teguh prinsip ekuilibrium atau keseimbangan. Pertama, pada saat kita berdoa. Allah SWT mengajarkan agar kita meminta tidak hanya dunia, tapi juga akhirat.

Allah SWT berfirman, "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (QS. al-Baqarah/2: 201).

Menurut pengarang Tafsir Jalalain yang dimaksud "Kebahagian di dunia" adalah nikmat hidup di dunia. Sementara yang dimaksud dengan "Kebaikan hidup di akhirat" adalah surga.

Secara sosio-hisoris, sepenggal doa sapu jagat ini dimohonkan oleh orang-orang beriman seusai melaksanakan ibadah haji. Secara tekstual dan konstekstual doa ini bermisi kehidupan kini di sini yang penuh nikmat dan nanti di surga yang penuh bahagia.

Baca Juga: Apakah Masker N95 Lebih Baik Dari Yang Kita Sering Pakai?

Jadi, kaum muslim itu visioner karena memegang teguh prinsip ekuilibrium kehidupan, baik dunia apalagi akhirat. Berbeda dengan orang-orang musyrik yang hanya meminta dunia, "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia" (QS. al-Baqarah/2: 200). Mereka memang akan mendapat dunia yang diminta, tapi tidak mendapat apa-apa di akhirat.

Kedua, pada saat kita berusaha lalu memperoleh harta dunia. Allah SWT mengajarkan potensi dunia tersebut didayagunakan untuk akhirat.

Allah SWT menegaskan, "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi" (QS. al-Qashash/28 :77).

Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat" adalah gunakanlah harta dan nikmat yang berlimpah sebagai karunia Allah kepadamu tersebut untuk investasi. Caranya dengan taat kepada Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya. Tujuannya agar memperoleh pahala dunia dan akhirat.

Sedangkan penggalan ayat, "Dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi", menurut Ibnu Katsir kita dipersilakan untuk makan, minum berpakaian, memiliki rumah, dan menikah.

Bagi Ibnu Katsir hal ini penting, karena setiap manusia minimal memiliki tiga kewajiban agar kehidupan tetap berlangsung. Pertama, kewajiban kepada Allah SWT. Kedua, kewajiban kepada diri sendiri. Ketiga, kewajiban kepada orang lain.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X