Dasar dari tindakannya, termasuk mendukung pembangkangan sipil besar-besaran terhadap hukum Inggris seperti Perjalanan Garam (Salt March) yang bersejarah pada tahun 1930, adalah keyakinan bahwa "cara harus membawa ke tujuan yang adil."
Dengan kata lain, tidaklah rasional untuk mencoba mencapai masyarakat yang damai melalui kekerasan.
Gandhi meyakini bahwa rakyat India tidak boleh menggunakan kekerasan atau kebencian dalam perjuangan mereka melawan penjajahan.
Prinsip non-kekerasan, yang juga dikenal sebagai perlawanan tanpa kekerasan, menolak penggunaan kekerasan fisik sebagai alat untuk mencapai perubahan sosial atau politik.
Sering disebut sebagai "politik rakyat biasa," bentuk perjuangan sosial ini telah diadopsi oleh banyak orang di seluruh dunia dalam kampanye untuk mencapai keadilan sosial.
Mahatma Gandhi tetap berkomitmen pada gerakan non-kekerasan dan nilai-nilai humanisme yang tinggi.
Baca Juga: Tutup Rakernas IV PDIP, Megawati Yakini Ganjar Pranowo Presiden RI-8
Ia terlibat dalam berbagai usaha, termasuk meruntuhkan kolonialisme, memperkuat hak kedaulatan rakyat, hak-hak sipil, politik, dan ekonomi, serta memengaruhi banyak gerakan perjuangan kemerdekaan di berbagai negara.
Gerakan non-kekerasan yang dicetuskan oleh Gandhi telah menjadi tolak ukur untuk menguji masyarakat dalam kehidupan publik, gagasan politik, kebijakan pemerintah, serta aspirasi dan harapan bersama umat manusia.
Oleh karena itu, Hari Tanpa Kekerasan Internasional bukan sekadar peringatan, tetapi juga ungkapan penghormatan global terhadap warisan abadi Mahatma Gandhi yang terus menginspirasi kita semua.***
Artikel Terkait
Sebagian Jakarta Berpotensi Hujan pada Sore Hari
Anak-anak Antusias Ikuti Semarak Hari Kunjung Perpustakaan Jakarta
Peringatan Hari Nasional Arab Saudi ke-93 : Kami Bermimpi Kami Berprestasi
Prabowo Hadiri Hari Nasional Arab Saudi Ke-93
Langit Jakarta Diprakirakan Cerah Berawan Hari Ini
Polres Kepulauan Seribu Peringati Hari Kesaktian Pancasila dengan Upacara Khidmat