Senyum Tulus

photo author
- Kamis, 12 Oktober 2023 | 05:09 WIB
Senyum tulus seseorang membuat bahagia orang Lain
Senyum tulus seseorang membuat bahagia orang Lain

 Oleh :Khairulloh Ahyari

Hari ini saya naik pesawat udara. Dari Jakarta menuju Yogyakarta. Dari bandara Soekarno Hatta ke bandara YIA di Kulonprogo.

Saya mengikuti bimtek Aleg DPRD dari PKS se wilayah Jabar, Banten dan DKI. Dilaksanakan di hotel Sahid Yogyakarta. Rabu - Jumat, 11-13 Oktober 2023 

Di pesawat, saya bertemu dengan pramugari yang selalu tersenyum kepada saya. Di koridor menuju pengambilan bagasi, saya juga diberikan senyum indah gadis berseragam kombinasi batik.

Baca Juga: Dompet Dhuafa Ajak Milenial Berwakaf : Cerdas spiritual, Cerdas Financial

Di ujung lobi dekat pintu keluar, berjejer gadis-gadis muda menebar senyum sambil menawarkan jasa transportasi dan hotel. 

Tentu, saya jadi banyak membalas senyum. Ya, bagi orang timur, senyum harus dibalas senyum. Tak elok rasanya, bila orang tersenyum kepada kita, tidak dibalas dengan senyum kembali. Apalagi jika yang memberi senyum pramugari dan gadis belia yang manis. Wajib dibalas. 

Senyum, saya pahami sebagai ekspresi hati. Ungkapan perasaan kegembiraan dan kebahagiaan.

Meskipun seringkali dilakukan tanpa disadari, senyum memberi manfaat bagi yang menerima. Ada ungkapan "senyummu hadiah terindah untukku”. 

Senyum menimbulkan rasa nyaman. Juga persahabatan, kehangatan, dan persaudaraan. Banyak perbincangan diawali dari senyum. Banyak perkenalan diawali dari saling tersenyum.

Senyum juga bisa bernilai ibadah. Dari senyum, lahir hubungan baik antar sesama. Kata Nabi yang mulia “Senyummu pada saudaramu adalah sedekah.” 

Tetapi, senyum yang bernilai ibadah dan bernilai sedekah adalah senyum yang tulus. Yang keluar dari hati. Yang diberikan murni untuk memberikan kebahagiaan. Bukan senyum palsu.

Senyum palsu, atau eccedentesiast, juga dikenal sebagai fake smile. Senyum yang dipaksakan. Hanya manis di wajah. Berbeda di dalam hatinya. 

Saya tidak tahu, apakah senyum pramugari kepada saya tulus, atau fake smile belaka ? Tidak penting untuk mencari jawabnya. Yang pasti adalah, kita tetap tersenyum dengan tulus. Bahkan kepada yang tersenyum sinis sekalipun. Agar persaudaraan dan persahabatan, tetap bersemi dan tumbuh. 

Anda mau tersenyum ?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X