Perangai Ilmiah

photo author
- Kamis, 6 Juni 2024 | 14:33 WIB
Ilustrasi berbagai macam perangai ilmiah (Pixabay/Alexa)
Ilustrasi berbagai macam perangai ilmiah (Pixabay/Alexa)

Oleh :Khairulloh Ahyari)*

Bukan gagah-gagahan, bukan juga belagu. Jujur, tiba-tiba saja saya ingat istilah perangai ilmiah. Bukan karya ilmiah, bukan juga metode ilmiah.

Jawaharlal Nehru yang mengenalkan istilah perangai ilmiah atau scientific temper pertama kali pada 1946 di India. Menurut Nehru, kemajuan pribadi dan masyarakat akan di dapat, ketika masyarakat meninggalkan tahayul dan mitos. Nehru juga yakin bahwa manusia maju memiliki kesadaran intelektual, mau berfikir, egaliter, dan terbuka.

Namun demikian, kalau bicara perangai ilmiah, bukan berarti membicarakan semata perangai ilmuan. Atau agar masyarakat semua menjadi ilmuan. Sama sekali bukan.

Baca Juga: Empat Sifat Utama yang Bisa Mengantarkan ke Surga. Apa Saja?

Masyarakat umum bisa memulai dan menjalani perangai ilmiah dengan melakukan gaya hidup objektif, terbuka, rajin, sabar, rendah hati, dan tidak memutlakkan suatu. Sikap-sikap seperti ini, yang menjadi ciri perangai ilmiah, yang akan dapat mengantar masyarakat pada kemajuan dan peradaban yang tinggi. Dan siapapun saya yakin bisa. Tidak harus doktor, tidak harus sarjana.

Seorang lulusan SD yang menilai sesuatu dengan obyektif, terbuka, dan rendah hati, maka dia berperangai ilmiah, walau tanpa gelar ilmiah di depan dan belakang namanya. Sebaliknya, seorang lulusan universitas bisa saja bersikap tertutup, memutlakkan sesuatu, sombong, dan memandang sesuatu selalu dengan pandangan subyektif, maka dia tidak berperangai ilmiah.

Ada yang bertanya, lalu bagaimana dengan orang-orang berpendidikan tinggi dan berpenampilan modern, tapi masih percaya dengan takhayul dan percaya kepada dukun ? Ah sudahlah, jawabnya tentu kita semua sudah tahu.

Bung Karno mengatakan, "Belajar tanpa berfikir tidak ada gunanya, tapi berfikir tanpa belajar sangat berbahaya". Maka, mari kita belajar dan berfikir. Berfikir dan sekaligus belajar.***

 

)* Sekretaris MUI Depok

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X