Penulis :Khairulloh Ahyari)*
Aku sedikit-sedikit makan. Kondangan makan. Arisan makan. Bertemu orang makan. Pengajian makan. Di rumah, makan. Dan aku senang menyimpan banyak makanan. Perutku selalu kenyang. Dalam kondisi kenyang, aku tetap makan. Aku sering kekenyangan.
Nabiku. Beliau sedikit makan. Lebih banyak berpuasa. Hanya makan ketika lapar. Dan berhenti makan sebelum kenyang. Di rumah beliau, sedikit saja tersimpan makanan. Lebih sering tiada. Makanan yang sedikit, diberikan lagi untuk orang-orang. Nabiku, beliau lebih sering lapar. Bahkan, beliau pernah menahan perutnya dengan batu. Demi menahan lapar.
Lisanku, ahh. Apa saja dibicarakan. Apa saja kukomentari. Tak terkendali. Tak jarang menghina. Memfitnah. Berdusta. Membicarakan aib saudara. Senang mengadu domba. Sedikit berzikir. Banyak mencibir dan nyinyir.
Baca Juga: Perangai Ilmiah, Milik yang Berpendidikan Atau yang Tak Berpendidikan
Lisan Nabiku sungguh mulia. Bicaranya terjaga, selalu penuh makna. Tak pernah menghina, tak pernah memfitnah. Tak pernah berdusta. Yang keluar dari lisan mulianya menjadi pegangan semua orang, di setiap tempat dan di sepanjang zaman.
Aku mencari cermin. Berkaca. Kupandang wajah sendiri. Wajah penuh dosa. Wajah orang yang malas beribadah. Sungguh, aku malu. Pantaskah wajahku mengangguk, untuk mengaku umat Nabi yang mulia. Pantaskah wajah itu menghadap wajah Nabiku yang suci tanpa dosa.
Dari cermin kaca, terlihat seluruh anggota badanku. Badan yang di dalamnya tersimpan hati yang lalai. Hati yang diliputi dengki, amarah, dan tinggi hati. Dadaku penuh nafsu. Kakiku malas melangkah salat berjamaah. Tanganku yang berat membantu. Badanku yang dipenuhi lemak. Gemuk.
Hampir seluruh waktuku, tenagaku, hidupku, ruang usiaku terkuras habis untuk melayani nafsu. Sungguh, berbanding terbalik dengan Nabiku. Dan, aku sungguh malu.***
)*Sekretaris MUI Depok
Artikel Terkait
Ternyata ini Makna Kalimat Dalam Al-Qur'an " Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan"?
Mengulik Tafsir Makna Al-Qur'an" Tanah Kering dalam Penciptaan Manusia"
Mengulik Panjang, Lebar, Luas, Keliling dan Isi Makhluk Bumi Yang Allah Cantumkan di Al-Quran
Faktor-Faktor Keberhasilan Dakwah Nabi
Empat Sifat Utama yang Bisa Mengantarkan ke Surga. Apa Saja?