Kisah Inspiratif: Crazy Rich Surabaya Ini Punya Sosok Panutan yang Bikin Keberuntungan Terus Ikuti Jejak Bisnisnya

photo author
- Kamis, 7 November 2024 | 19:09 WIB

Mulai Belajar Bisnis Sejak Usia 5 Tahun

Dalam kesempatan yang sama, Helmy Yahya mengaku takjub dengan latar belakang ekonomi keluarga Tanoko yang tergolong kurang mampu.

Terlebih, keterbatasan dalam ekonominya itu tidak menyurutkan semangat Tanoko untuk belajar bisnis sedari dini.

Pengusaha asal Surabaya itu bercerita pengalaman masa kecilnya yang tidak mampu membeli kelereng atau mainan berbentuk bulat kristal untuk bermain bersama teman-teman.

“Dulu saya hidup susah, saya bermain saja waktu main kelereng itu, gundu, saya enggak bisa beli, melihat teman-teman bawa kelereng banyak, kala itu saya mau juga. Cuman ya enggak bisa, enggak mampu,” terang Tanoko.

Kemudian, sang ibu mengajak Tanoko kecil yang kala itu berusia 5 tahun untuk membeli tepung terigu yang saat itu harganya sedang naik.

Memahami maksud sang ibunda, saat itu Tanoko kecil mengerti tentang mencari uang itu tidak mudah dan masih banyak orang yang lebih susah darinya.

“Minta beli biskuit, beli minyak goreng. Lama-lama saya mengerti kalau berbisnis itu keuntungannya bagaimana, cari uang itu enggak mudah,” ujarnya.

Berkaca dari momentum itu, Tanoko dewasa terbiasa membangun mindset seorang pengusaha yang tidak hanya mencari keuntungan, melainkan juga harus diimbangi dengan bersedekah.

Belajar Ilmu Kerja Keras dari Orang Tuanya

Tanoko menjelaskan tentang cara orang tuanya mendidiknya menjadi pribadi yang mau bekerja keras untuk mencapai kesuksesan.

Momen yang masih teringat olehnya adalah ketika kedua orang tuanya masih belum memperoleh kewarganegaraan Indonesia alias masih WNA, pada tahun 1960 silam.

Pada masa itu, orang tua Tanoko berusaha keras untuk menghidupi keluarganya dengan berjualan barang-barang bekas dan mengayuh sepeda dari Singosari untuk menjual hasil bumi ke Kota Malang, Jawa Timur.

“Kala itu tidak bisa berdagang, akhirnya hidup terlunta-lunta selama beberapa tahun. Tapi ayah saya orangnya luar biasa sekali, pekerja keras,” tegas Tanoko.

Tanoko menilai kedua orang tuanya adalah pribadi pekerja keras karena tak sekalipun mengeluh meski bisnisnya terhambat karena belum ada izin sebagai warga negara Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X