Dengan konvergensi, pemilik media tidak perlu lagi mengelola banyak unit yang saling tumpang tindih. Redaksi dapat digabungkan, distribusi dapat diintegrasikan, dan konten dapat diproduksi melintasi berbagai platform. Hal ini membuka kesempatan untuk efisiensi sekaligus memperluas akses audiens dan pasar.
Konvergensi juga memungkinkan kerjasama antar perusahaan media. Di tengah keterbatasan, solidaritas menjadi kunci. Dengan bergabung dalam asosiasi, berbagi teknologi, sumber daya, dan ruang iklan, media dapat bertahan dan bahkan berkembang.
Asosiasi Media Konvergensi Indonesia (AMKI) hadir sebagai respons terhadap tantangan ini. AMKI mengajak integrasi media dalam semangat kolaborasi dan inovasi, sehingga pemilik dan pelaku bisnis media bisa mempertahankan keberadaannya, menciptakan model bisnis baru, dan terus menjalankan perannya sebagai pengawal demokrasi.
*Penutup*
Perubahan tidak dapat dihindari. Namun, krisis dapat dihadapi dengan strategi yang tepat. Media konvergensi merupakan alternatif yang logis dan realistis di tengah tantangan yang menerpa industri media saat ini.
Sudah saatnya pemilik media, pemerintah, dan masyarakat memahami bahwa menyelamatkan media bukan hanya soal menyelamatkan bisnis, tetapi juga melindungi demokrasi.
Media konvergensi bukan pilihan, tapi keharusan. Bersama AMKI, mari bangkit dan berinovasi.
Artikel Terkait
Kebijakan Paus Fransiskus terhadap Perang Gaza Diduga Jadi Alasan Israel Hapus Ucapan Bela Sungkawanya di Media Sosial
Town Hall Danantara Tiba-tiba Digelar Tertutup Tanpa Media, Begini Penjelasan Presiden Prabowo dan Rosan Roeslani
BRI Mediapreneur Talkshow Promedia 2025 Siap Sambangi Kota Serang: Seminar Bisnis untuk Jurnalis hingga Pengusaha Media
Penguatan Komunikasi Seluruh Desk, Kemenko Polkam: Sense of Awareness Media Itu Penting
Ramai di Media Sosial, Pemblokiran Rekening Massal Jadi Sorotan: Ini Penjelasan Resmi dari PPATK
Di Media Gathering KPIPA, Jurnalis Al Jazeera Ungkap Pengalaman Kengerian Meliput Genosida di Gaza