Studi Ungkap Fakta di Balik Diet Tinggi Protein, Tak Seburuk yang Dibayangkan

photo author
- Kamis, 11 September 2025 | 17:46 WIB
Studi Ungkap Fakta di Balik Diet Tinggi Protein, Tak Seburuk yang Dibayangkan
Studi Ungkap Fakta di Balik Diet Tinggi Protein, Tak Seburuk yang Dibayangkan

Edisi.co.id  - Protein dikenal sebagai salah satu dari tiga makronutrien penting, selain karbohidrat dan lemak. Zat ini berperan vital bagi kesehatan manusia.

Di dalam tubuh, protein hadir dalam berbagai bentuk. Fungsinya pun beragam, mulai dari membantu transportasi oksigen, mendukung sistem imun, mengirimkan sinyal saraf, hingga menunjang pertumbuhan.

Kendati demikian, muncul pertanyaan: apakah konsumsi protein berlebihan bisa menimbulkan masalah bagi tubuh?

Dilansir dari Healthline, sebagian ahli gizi menekankan kebutuhan protein setiap orang berbeda-beda. Faktor penentunya meliputi berat badan, usia, tujuan komposisi tubuh, tingkat aktivitas fisik, hingga kondisi kesehatan secara keseluruhan.

"Menurut standar Recommended Dietary Allowance (RDA), kebutuhan protein harian adalah 0,36 gram per pon atau setara 0,8 gram per kilogram berat badan," demikian keterangan Healthline yang dikutip pada Sabtu, 16 Agustus 2025.

Meski begitu, sejumlah pakar menilai orang yang aktif secara fisik membutuhkan asupan lebih tinggi. Beberapa organisasi profesional menyarankan 1,2 sampai 2 gram per kilogram per hari.

Atlet biasanya memiliki kebutuhan protein yang lebih besar lagi. Begitu juga dengan ibu hamil, ibu menyusui, lansia, serta penderita penyakit tertentu. Sebagai contoh, kebutuhan protein ibu hamil ditetapkan sebesar sekitar 1,1 gram per kilogram berat badan.

Lalu, apakah diet tinggi protein berbahaya? Selama ini muncul kekhawatiran terkait dampaknya terhadap kesehatan ginjal, jantung, dan tulang. Namun, banyak penelitian menunjukkan hal sebaliknya.

Menurut laporan Healthline, atau sebagian besar kekhawatiran tersebut tidak didukung oleh penelitian ilmiah.

"Studi besar yang melibatkan lebih dari 12 ribu orang dewasa menemukan tidak ada hubungan antara konsumsi protein, baik hewani maupun nabati, dengan risiko penyakit jantung," terangnya.

Studi ilmiah pada 2020 juga tidak menemukan kaitan antara asupan protein tinggi dengan risiko kematian akibat penyakit jantung.

Bahkan, analisis terbaru di 2023 menegaskan hal yang sama untuk risiko stroke dan kematian kardiovaskular.

Isu lain yang sering muncul adalah soal kesehatan tulang, namun riset terkini justru menunjukkan asupan protein lebih tinggi berhubungan dengan tulang yang lebih kuat dan risiko patah tulang pinggul yang lebih rendah.

Kesimpulannya, mengonsumsi lebih banyak protein pada dasarnya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang, namun sebelum memutuskan menjalani diet tinggi protein.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB

Presiden Prabowo, Duka Sumatera Duka Bangsa Indonesia

Minggu, 7 Desember 2025 | 13:33 WIB
X