Namun, penghijauan skala besar bukan tanpa konsekuensi. Sejumlah penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perubahan tutupan vegetasi di Tiongkok sejak 2001 hingga 2020 berdampak pada siklus air nasional. Ada wilayah yang mengalami berkurangnya pasokan air, sementara wilayah lain seperti Dataran Tinggi Tibet justru mendapatkan tambahan air.
Hal ini terutama terjadi di kawasan semiarid serta wilayah timur yang dipengaruhi monsun. Sekitar 74 persen daratan Tiongkok mengalami perubahan pola air akibat penghijauan tersebut. Dampak ekologisnya bersifat campuran: ada yang positif, tetapi ada pula tantangan baru. Dengan demikian, upaya penghijauan harus direncanakan dengan matang.
Meski begitu, inisiatif ini tetap menunjukkan bahwa menanam pohon dalam skala besar bisa memengaruhi ekosistem secara nyata mengingatkan kita bahwa alam bekerja dalam sistem yang saling terhubung.
Pelajaran bagi Indonesia: Pentingnya Budaya Menanam dan Pendidikan Hidup
Indonesia adalah negara dengan kekayaan hayati yang luar biasa. Namun, kerusakan lingkungan akibat penebangan liar, pertambangan tak terkendali, dan alih fungsi lahan terus terjadi. Kita melihat banjir bandang, longsor, hingga kekeringan bergantian hadir di banyak wilayah.
Di tengah situasi ini, budaya menanam baik skala rumah tangga, sekolah, maupun komunitas dapat menjadi langkah penting. Menanam pohon besar memang penting, tetapi menanam tanaman pekarangan, sayuran, rempah, dan buah-buahan juga tidak kalah berarti.
Jika pendidikan menanam diintegrasikan dalam sistem pendidikan nasional seperti di Tiongkok, anak-anak akan tumbuh dengan kesadaran lingkungan lebih kuat. Mereka belajar bahwa merawat tanaman sama dengan merawat kehidupan.
Di tingkat keluarga, budaya menanam bisa membantu ketahanan pangan, mengurangi pengeluaran sayur rumah tangga, serta memperkuat interaksi antaranggota keluarga. Di tingkat masyarakat, budaya menanam dapat menciptakan ruang hijau, memperbaiki kualitas udara, dan mengurangi dampak banjir.
Mengapa Pendidikan Hidup dan Berkebun Penting?
Ada banyak manfaat nyata dari pendidikan berkebun sejak dini:
1. Membangun Tanggung Jawab dan Kemandirian
Anak belajar bahwa merawat tanaman adalah proses yang membutuhkan komitmen. Mereka memahami hubungan sebab-akibat dan belajar merawat sesuatu di luar diri mereka.
2. Mengurangi Ketergantungan pada Gadget
Aktivitas menanam mengurangi waktu berselancar di layar gawai dan meningkatkan aktivitas fisik, kreativitas, dan ketenangan.
3. Mengembangkan Pendidikan Holistik
Berkebun mengajarkan sains secara alami: fotosintesis, pertumbuhan, air, tanah, dan ekosistem tanpa harus selalu berada di ruang kelas.
4. Membangun Kesadaran Lingkungan
Anak yang dekat dengan alam akan lebih berhati-hati dalam bertindak terhadap lingkungan saat dewasa.
5. Mendukung Ketahanan Pangan Keluarga
Menanam dapat menghasilkan sayuran segar dan menghemat biaya rumah tangga.
Artikel Terkait
Cerita Pilu Ferry Irwandi saat Tembus Daerah Terisolir di Bencana Sumatera lewat Jalur Darat hingga Udara
Kisah Desa Sekumur di Aceh Tamiang: Tersapu Banjir Bandang, Tersisa Masjid dan Gelondongan Kayu di Sekitarnya
Satgas Pengamanan TNI AU di Bandara Khusus Weda Bay Berhasil Amankan 9 Paket Sampel Nikel Dangerous Goods dari Penumpang
PKM Seminar Parenting IAI jamiat Kheir: Bangun Ketangguhan Mental anak di Era Digital
Momen Prabowo Makan Masakan Warga Pengungsi Saat Cek Dapur di Aceh, Pastikan Gizi Dan Kelayakan