Edisi- Retorika merupakan salah satu ilmu penting dalam ilmu komunikasi. Retorika adalah alat berbahasa yang berguna sebagai alat persuasi, retorika digunakan agar pendengar dapat menyetujui atau bahkan mengikuti dari apa yang disampaikan oleh Si pembicara. Menurut Aristoteles, retorika hanya menjangkau masalah berpidato saja. Ruang lingkupnya jauh lebih luas daripada berpidato tutur lisan yang lain. Retorika mencakup masalah-masalah dalam tutur bertulis, atau dengan kata lain ruang lingkup retorika adalah seluruh masalah kejadian bertutur.
Aristoteles juga mengatakan retorika adalah “art of persuasuin” yang artinya ilmu kepandaian berpidato atau teknik seni berbicara di depan umum. Ada tig acara untuk mempenggaruhi manusia, pertama harus sanggup menunjukkan kepada khalayak umum bahwa anda memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang tepercaya, dan status yang terhormat. Kedua, harus menyentuh hati, perasaan, emosi, harapan, kebencian, dan kasih sayang mereka. Ketiga, menyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau kelihatan sebagai bukti, di sini maksudnya mendekati lewat pikirannya.
Selain berpidato, retorika juga digunakan oleh umat muslim agar misi penyiaran Islam dapat tercapai. Beretorika dalam dakwah selalu digunakan dalam kegiatan dakwah ditengah masyarakat, agar dakwah dapat memikat dan menyentuh hati masyarakat yang mendengarnya.
Baca Juga: Puasa Tukang Bangunan
Seorang muslim tentu akan melakukan dakwah dan orang yang melakukan disebut sebagai Da’I yang berarti orang yang mengajak atau mubaligh. Yaitu, orang yang mengajak ke suatu tujuan mubaligh sebagai komunikator, berperan menyampaikan ide-ide tertentu untuk menuju kepada sasaran pokok yaitu diterimanya ide-ide tersebut sehingga ada perubahan sikap atau adanya pengukuhan terhadap sikap-sikap tertentu
Seperti halnya dakwah, retorika juga sangat berkaitan dengan etika. Oleh karena itu, etika juga merupakan karakteristik yang paling penting. Dalam proses komunikasi, etika harus ditegakkan oleh retorika. Artinya, retorika tidak hanya menyangkut masalah penyampaian pesan dalam bahasa yang baik, tetapi lebih dari itu. Apa yang disampaikan harus dibenarkan secara moral, bahkan cara penyampaiannya pun harus memperhatikan aspek moral. Oleh karena itu, retorika tidak dapat dipisahkan dari aspek moral. Mengecualikan retorika dari aspek moral berarti mengecualikan retorika dari keberadaanya sebagai cara penyampaian pesan yang tertib dan efektif.
Jadi retorika dakwah sangat penting dipelajari untuk membekali diri agar dapat berbicara dihadapan umum dengan baik, benar, sopan, santun serta efektif dan efisien perkataan kita sehingga orang yang kita ajak bicara merasa aman, nyaman, dan tertarik menyimak pembicaraan kita nantinya saat berdakwah.***
(Penulis: Firman Fathur Rahman)