Kesebelas, ayat berikut ini mempertegas ayat dalam surah al-Rahman di atas. “Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.” (QS. Qaf/50: 10). Menurut pengarang Tafsir Jalalain, yang dimaksud mayang yang bersusun-susun adalah bertumpuk di atas sebagian yang lain.
Kedua belas, ayat ini juga mengulangi surah al-Rahman, pohon kurma disebut lagi setelah Allah menyebut tanaman-tanaman, padahal pohon kurma adalah tanaman. “Dan tanaman-tanaman dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut.” (QS. al-Syu’ara/26: 148).
Ketiga belas, ternyata kurma adalah buah surga, sebagaimana juga delima. “Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma dan delima.” (QS. al-Rahman/55: 68). Menurut pengarang Tafsir Jalalain, buah kurma dan delima yang ada di bumi, menurut suatu pendapat, adalah sebagaimana yang asli yang ada di surga, tetapi menurut pendapat yang lain tidak demikian.
Masih ada lagi ayat terkait dengan kurma. Di sini dikemukakan lebih dari setengah yang termaktub di dalam al-Qur’an yang dianggap terkait dengan kurma, baik sebagai pohon maupun buah.***
*Penulis: Dai Lembaga Dakwah Darul Akhyar (LDDA) Kota Depok.