Satu hal yang menyenangkan bahwa dalam semua kegiatan itu, para santri melakukannya secara bersama-sama, sehingga pertemanan mereka berlangsung 24 jam. Mereka selalu bersama-sama baik ketika belajar, bermain, makan, tidur, dan kegiatan lainnya. Berbeda dengan anak yang tidak mondok, dimana teman mereka pada saat di sekolah berbeda dengan teman pada saat bermain sepulang sekolah.
Baca Juga: Haedar Nashir: Masih Ada yang Belum Beranjak Akil Balig dalam Berbangsa dan Bernegara
Dengan adanya pengawasan dari para pembina selama 24 jam, maka kecil kemungkinan bagi para santri untuk melakukan hal-hal yang negatif. Berbeda dengan anak yang lepas dari pengawasan, berbagai kenakalan bisa terjadi, seperti tawuran antar-pelajar, pergaulan bebas, pornografi, penggunaan narkoba, merokok, dll.
4. Lebih praktis dan efisien
Setiap orang tua bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. Namun tidak semua orang tua bisa melakukannya dengan baik, terutama bagi orangtua (suami-isteri) yang memang kondisinya tidak memungkinkan. Untuk mengatasi hal tersebut ada baiknya kalau orang tua memanfaatkan jasa para ahli yang memang fokus di bidang tersebut.
Baca Juga: Anwar Abbas Minta Kementerian Agama Dibubarkan, Karena Membuat Gaduh
Disilah pentingnya peranan pesantren sebagai alternatif yang cukup praktis. Tentu dibutuhkan kejelian dalam memilih pesantren, sehingga mendapatkan pesantren yang berkualitas sekaligus biayanya terjangkau. ***