Edisi.co.id - Penduduk kampung-kampung yang ada di sekitar Depok sejak tentara Islam masuk Depok (sekitar tahun 1529) langsung masuk agama Islam walaupun baru membaca syahadat saja.
Dengan adanya tentara gabungan Demak, Cirebon dan Banten yang cukup lama di Depok terjadilah pembauran budaya.
Bahasa yang dipergunakan di Depok terdiri dari bahasa Sunda, Melayu dan sedikit bahasa Cina, kini ditambah bahasa Jawa sehingga unsurnya terdiri dari 4 bahasa yaitu bahasa Cina Melayu kuno, bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan bahasa Cina.
Agama Islam awalnya hanya dianut oleh penduduk sekitar Depok dengan adanya tentara Islam di Depok semakin meluas ketempat-tempat yang jauh dari Depok.
Pada awal pemerintahannya (1570), Maulana Yusuf sudah merasa kuat untuk menyerang Pajajaran. Penyerangan dipusatkan untuk merebut benteng muara beres.
Baca Juga: Jejak Langkah Islam Di Depok: Peperangan Cirebon Dan Demak
Pasukan Pajajaran yang ada di muara beres memilih bertempur di luar benteng. Terjadilah pertempuran habis-habisan di gedung Waringin tepatnya di depan pintu gerbang benteng.
Dalam pertempuran ini, Banten sudah menggunakan meriam-meriam kecil. Sekalipun kalah dalam jumlah tentara tetapi menang dalam jumlah senjata.
Korban jiwa dalam pertempuran ini dari kedua belah pihak sangat banyak. Karena itu tempat pertempuran itu disebut kedungjiwa.
Tentara Pajajaran tidak mampu menahan gempuran meriam Banten. Tentara Pajajaran akhirnya lari menyelamatkan diri masuk ke dalam benteng.
Baca Juga: Jejak Langkah Islam Di Depok: Sunda Kelapa
Tetapi benteng tidak bisa bertahan lama karena digempur dengan meriam yang hanya dibuat dari tanah yang ditinggikan dan ditanami pohon bambu yang rapat.
Pintu gerbangnya memang terbuat dari balok-balok kayu jati. Dengan kekalahan prajurit Pajajaran di kedungjiwa terbukalah jalan untuk menuju Pakuan.
Maulana Yusuf tidak membuat waktu lama, benteng muara beres langsung diserang. Dalam waktu relatif singkat, benteng muara beres dikuasai (tahun 1572). Tentara pakuan yang jumlahnya tinggal sedikit mengundurkan diri ke benteng kota Pakuan.