Edisi.co.id - Para peserta Konferensi Persatuan Islam Internasional ke-36 menegaskan dalam pernyataan akhir: “Sangat penting untuk memublikasikan konsep persaudaraan Islam di antara umat Islam di negara-negara Islam dan non-Islam, dan generasi mendatang harus dididik berdasarkan konsep ini. Dan satu-satunya cara untuk mewujudkan kewajiban Islami dan manusiawi ini adalah dengan menghilangkan dendam dari hati.”
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
«إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ»
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya: 92).
Baca Juga: Apa Hukum Menolak Pemberian Hadiah Dalam Islam?
Atas Rahmat Allah swt, Konferensi Persatuan Islam ke-36 dengan judul “Persatuan Islam, perdamaian dan menghindari perpecahan dan konflik antar umat Islam; Solusi implementasi dan langkah-langkah operasional" dengan kehadiran besar para ulama dan pemuka dunia Islam, diawali dengan pidato Presiden Yang Terhormat Republik Islam Iran Ayatullah Seyed Ebrahim Raisi dan tokoh-tokoh terkemuka dunia Islam secara langsung di pusat konferensi internasional Republik Islam Iran, dan bersamaan dengan pidato sekitar dua ratus tokoh ilmiah dan budaya lokal dan luar negeri dalam bentuk webinar.
Konferensi ini digelar dalam kondisi di mana negara-negara di dunia, terutama negara-negara Islam, membutuhkan perdamaian dan keadilan lebih dari sebelumnya. Tujuan pengutusan Nabi Muhammad saw adalah untuk menghidupkan kembali akhlak luhur Islam di masyarakat dan untuk mengajarkan keadilan dan perdamaian kepada dunia, dan dia sendiri adalah tauladan perdamaian dan persaudaraan serta mendorong umat Islam untuk persaudaraan, persahabatan dan menghindari masalah dalam segala situasi. Tidak diragukan lagi, merujuk pada biografi Nabi Muhammad saw dapat memimpin jalan dalam mewujudkan keadilan dan perdamaian dan menghindari perpecahan di dunia Islam.
Arogansi global yang dipimpin oleh AS dan Barat yang ganas telah mengejar dua proyek dasar dalam beberapa abad terakhir: pertama, untuk membagi dunia Islam dan untuk mengobrak-abrik dan menjarah dana serta asetnya, dan kedua, untuk memublikasikan budaya sekuler dan liberal di antara umat Islam, khususnya anak-anak muda. Kedua proyek ini adalah sumber dari banyak konflik, pembunuhan dan penjarahan di negara-negara Islam.