Namun, kata Ustadz Abdullah, amat bergantung pada kenyataan lain. Tidak sedikit orang yang membaca Alquran karena motivasi duniawi. Entah agar, mendapat uang, meraih simpati atau kepentingan duniawi lainnya. Mereka Terancam dengan api neraka.
“Semoga Allah SWT menghindarkan kita semua dari perilaku jelek tersebut. Aamiin," kata Ustadz Abdullah.
2. Suci dari hadats
Seyogianya seseorang bila akan menyentuh mushaf Al-Qur'an, ia harus dalam keadaan suci. Dalilnya adalah QS Al-Waqiah ayat 79, juga hadits Nabi shallallahu'alaihiwasallam.
"أَنْ لَا الْقُرْآنَ لَّا اهِرٌ"
“Hendaknya tidak menyentuh Alquran kecuali orang (yang dalam keadaan) suci”. (HR Malik dan dinyatakan sahih oleh Ishaq bin Rahawaih).
Ada pula jika seorang insan membaca Al-Qur'an tanpa memegang mushaf, atau dengan kata lain membaca dari hapalan yang ada di kepalanya, maka tidak mengapa insya Allah jika dia tidak dalam keadaan suci. Dalilnya adalah sebuah hadits yang dituturkan Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma manakala menginap di rumah Nabi shallallahu'alaihiwasallam.
Ibnu Abbas berkata, “Di tengah malam Rasulullah shallallallahu'alaihiwasallam bangun, kemudian beliau duduk dengan mengusap sisa-sisa tidur dari wajahnya. Lalu membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran. Baru kemudian beliau berdiri menuju kantung air wudhu yang tergantung dan berwudhu darinya seraya menyempurnakan wudhunya.” (HR Bukhari dan Muslim).