Edisi.co.id - Majunya sektor pariwisata akan mendorong perkembangan dunia usaha termasuk usaha di bidang kerajinan. Peluang itu pula yang dimanfaatkan oleh Eka Jayanti, penduduk Dusun Sade, Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Daerah ini memang sejak dulu sudah dikenal sebagai tujuan wisata. Banyak wisatawan yang berkunjung baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Terdorong oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya, Eka tergerak untuk membuat kain tenun tradisional, sebuah kerajinan yang sejak dulu sudah banyak ditekuni masyarakat di desa ini. Karena memang sejak dulu banyak wisatawan yang tertarik dengan produk kerajinan ini.
Dengan modal hanya sekitar Rp 2 juta, Eka memulai menekuni usaha ini sejak 2003. Modal yang terbatas itu manfaatkan untuk menyiapkan peralatan dan membeli bahan baku. Eka berprinsip yang penting bisa memulai dengan kemampuan yang ada.
Baca Juga: Wali Kota Apresiasi MUI Kota Tangerang Tingkatkan Kualitas SDM Masyarakat
Sebagai daerah tujuan wisata, tidak sulit bagi Eka untuk memasarkan produknya. Hasil karyanya cukup dipajang di rumah yang sekaligus tempat produksinya. Dia juga mencoba menawarkan melalui media sosial. Langkah awal ini cukup menggembirakan dimana hasil karyanya banyak diminati konsumen.
Usahanya sempat terganggu pada di saat pandemi Covid-19 yang lalu. Beruntung Eka sudah bergabung dengan kelompok PNM Mekaar, dimana dia selalu mendapat bimbingan ketika menghadapi kondisi sulit. Karena itu usahanya tetap berjalan, bahkan semakin berkebang.
Menurut Eka, pola pembinaan yang dilakukan oleh PNM Mekaar sangat cocok bagi pelaku usaha mikro seperti dia. Kehadiran PNM Mekaar sangat membantu para pelaku usaha mikro ini karena adanya pendampingan dan bunganya rendah. “Pola cicilan mingguan melalui pertemuan rutin di kelompok sangat cocok karena bisa meringankan,” kata Eka yang bergabung dengan PNM Mekaar sejak 2018.
Baca Juga: Peluang Usaha Kerajinan Daur Ulang
Dengan dibantu dua orang pekerja, dia mampu memproduksi beberapa lembar kain tenun dan kain songket setiap harinya. Dia juga membuat gelang, tas, dan dompet yang bermotif tenun tradisional Lombok. Dalam sehari Eka mampu memperoleh pendapatan rata-rata Rp 500 ribu.
Dari hasil usaha itu Eka sudah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk untuk membiayai sekolah anak-anaknya. ***