Rettinger menyarankan aktivitas sederhana seperti berjalan-jalan, naik turun tangga, atau melakukan jumping jack.
"Apa pun untuk meningkatkan detak jantung, atau membuat kita sedikit terengah-engah," katanya.
3. Merokok
"Orang yang merokok lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2," kata ahli endokrinologi di Providence Saint John's Health Center, Rose Lin.
CDC memperingatkan semakin banyak rokok yang dihisap, semakin tinggi risiko diabetes tipe 2. Orang yang merokok berisiko 30 sampai 40 persen mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan orang yang tidak merokok.
Orang dengan diabetes dan merokok juga akan mengalami masalah dengan dosis insulin serta sulit mengelola kondisi mereka. Jangan lupa, merokok juga menyebabkan penyakit berbahaya lainnya seperti kanker, penyakit jantung, strok, penyakit paru-paru, diabetes, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), yang meliputi emfisema dan bronkitis kronis.
4. Depresi
"Hubungan manusia yang positif menurunkan kadar kortisol (hormon stres), dan mengurangi risiko kecemasan dan depresi," kata Rettinger.
Bersosialisasi dapat mengurangi risiko demensia. Selain itu, penulis studi yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologia menjelaskan bahwa depresi adalah faktor risiko psikososial yang paling banyak dipelajari untuk diabetes, serta bagi mereka yang kesepian dan depresi disarankan untuk memiliki hubungan timbal balik.