edisi.co.id - Islam mengajarkan umatnya agar terus menuntut ilmu. Islam meyakini bahwa mengasah otak dengan ilmu dan menggunakan akal untuk menyingkap berbagai tanda-tanda kekuasaan Allah Swt di alam semesta ini merupakan sesuatu hal yang wajib. Sabda Rasulallah SAW mengatakan, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Bukhari)
Dengan ilmu seseorang dapat memperoleh segalanya, sebagaimana kisah Nabi Sulaiman AS ketika disuruh memilih antara harta benda, kerajaan atau ilmu pengetahuan. Dia memilih ilmu, sehingga akhirnya diberi pula kerajaan dan harta benda oleh Allah Swt. “Barang siapa yang ingin sukses dalam kehidupan dunianya, hendaklah (dicapai) dengan ilmu, barang siapa yang ingin selamat di akhirat nanti hendaklah dengan ilmu dan barang siapa yang ingin sukses dalam menghadapi kedua-duanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah pula dicapai dengan ilmu" (HR. Bukhari-Muslim).
Muhammad Saw adalah teladan terbaik bagaimana menjadi seorang yang gemar terhadap ilmu pengetahuan. Meskipun pada awalnya beliau adalah seorang yang buta huruf, tetapi beliau kemudian berhasil menjadi seorang ilmuwan jenius, bahkan lebih hebat dari ilmuwan atau filosof yang pernah lahir di Yunani.
Kecintaan Nabi Muhammad Saw terhadap ilmu pengetahuan terus berlangsung walaupun beliau telah menjadi seorang Rasul. Beliau tidak segan-segan untuk duduk bersama sahabat dalam suatu majlis ilmu. Ketika itu masjid Madinah tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga digunakan untuk belajar.
Muhammad Saw adalah seorang pembelajar sejati. Beliau memang tidak pernah belajar di lembaga pendidikan formal. Namun beliau belajar langsung dari alam semesta di bawah bimbingan Allah Swt. “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-Alaq: 1-5).
Baca Juga: Pelayanan KB MOW di Kabupaten Bogor Berjalan Lancar
Sebagai pengikut Nabi Muhammad Saw, ummat Islam seharusnya mengikuti jejak beliau menjadi seorang pembelajar. Seorang pembelajar adalah seorang yang berupaya untuk memperluas pemahaman dan kesadaran dirinya tentang hakikat dirinya sendiri (self-awareness), dunia sekitar (cosmo-awareness), kesadaran tentang Sang Pencipta (Teo-awareness) dan relasi diantara ketiganya (Relationship-awareness) ke tingkat yang lebih dalam dan lebih tinggi. Seorang pembelajar sejati adalah seorang yang memandang kegiatan belajar sebagai cara hidup dan cara ber-ada-nya.
Menuntut ilmu dalam ajaran Islam tidak hanya sebatas ilmu agama saja. Ilmu pengetahuan, baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum sesungguhnya adalah sesuatu yang sangat mulia. Keduanya sama-sama bersumber dari Allah Swt. Oleh sebab itu, ummat Islam harus senantiasa mencari dan menuntut ilmu pengetahuan di mana pun ilmu pengetahuan itu berada.
Menuntut ilmu bukanlah sekedar usaha untuk mencapai gelar atau ijazah yang dengannya kita bisa memperoleh kekayaan yang melimpah dan jabatan yang tinggi serta menjamin kehidupan yang menyenangkan. Belajar adalah usaha terus-menerus menelaah dan menambah ilmu. Seorang pengejar ilmu sejati, meskipun kemampuan ilmiah mereka telah mencapai tingkatan yang paling tinggi, namun ia tidak pernah berhenti belajar, menambah ilmu, dan melakukan pengamatan sepanjang hayatnya. Ia melihat bahwa ilmu itu akan selalu hidup dan berkembang melalui pengamatan dan trial and error. Dalam hal ini mereka mempunyai semangat yang tinggi yang menunjukkan pemuliaan dan penghormatan mereka terhadap ilmu, keseriusan mereka menelaah, serta usaha yang berkesinambungan untuk mengasah otak mereka.
Dalam sebuah riwayat, Ibnu Abdil Barr dari Ibnu Abi Ghassan, dia pernah menuturkan, “Engkau masih tetap sebagai pelajar selama engkau masih belajar, dan jika merasa sudah cukup, berarti Kamu telah bodoh.” Imam Malik juga pernah berkata, “Tidak selayaknya seseorang yang mempunyai ilmu meninggalkan belajar.”
Selain tidak mengenal waktu, kewajiban untuk menuntut ilmu pengetahuan juga tidak mengenal gender. Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu. Dengan demikian, setiap orang, baik pria maupun wanita bisa mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah SWT kepada mereka, sehingga potensi itu akan berkembang dan sampai kepada kesempurnaan yang diharapkan. Oleh karena itulah, agama Islam menganggap bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah.
Baca Juga: camat kemang kukuhkan paskibraka tingkat kecematan kemang
Allah SWT sangat memuji orang yang berilmu dan mengganjar orang-orang yang sedang menuntut ilmu dengan pahala yang berlipat ganda. Dalam sebuah hadistnya Rasululllah SAW bersabda, "Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat; orang yang menuntut ilmu berarti menjalankan rukun Islam dan pahala yang diberikan kepadanya sama dengan pahala para nabi." (H.R. Ad-Dailami).
Artikel Terkait
Pemkot Depok Resmi Berikan Pelatihan WUB kepada 2.100 Wirausaha Baru
camat kemang kukuhkan paskibraka tingkat kecematan kemang
Pelayanan KB MOW di Kabupaten Bogor Berjalan Lancar