Jejak Langkah Islam Di Depok : Semangat Membara Pasukan Demak melawan Pajajaran

photo author
- Kamis, 13 Oktober 2022 | 20:34 WIB

Edisi.co.id  - Perencanaan yang demikian matang itu ternyata dalam pelaksanaannya berbeda.

Kesulitan demi kesulitan bermunculan. Meriam- meriam Demak ternyata di daerah yang terbukit dan berhutan tidak bisa dipergunakan karena kesulitan membawanya.

Kesulitan lain tentara Demak yang mahir bertempur di pantai tidak berdaya bertempur di pantai dan di pegunungan.

Sebaliknya tentara Pajajaran saling mahir bertempur di pegunungan. Dengan tombak-tombak yang pendek mampu mengenai sasarannya dengan tepat dari jarak jauh.

Kelebihan tentara Pajajaran selain jumlah tentara cukup banyak, harga menguasai media dan perlindungan di benteng yang kuat (muara beres) sedangkan kelebihannya Moral prajurit merosot. Mereka masih trauma dengan kekalahan mereka di Banten dan Sunda kelapa.

Baca Juga: Bima Arya Sugiarto dan Pihaknya Menolak Wacana Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD

Mereka sudah takut sebelum bertempur, semangat prajurit Pajajaran yang tersisa hanya karena tokoh utama prabu Siliwangi masih ada. 

Kelebihan tentara Islam selain jumlah sedikit dan tidak bisa menggunakan meriam, juga karena benteng muara beres hanya bisa dijembol dengan mempergunakan meriam.

Sedangkan kelebihan tentara Islam semangat bertempur mereka tinggi karena didasari oleh keimanan. Kalau mereka gugur dalam pertempuran akan masuk surga.

Kurun waktu 6 tahun (1529-1535) benteng muara beres diserang oleh tentara Islam selama 15 kali ( Drs.shaleh Danasasmita). 

Baca Juga: KONI DIY Target 16 Medali Emas dalam Gelaran PON XXI 2024 Aceh

Tentara benteng yang mempergunakan jalur cisadane bertahan di Ciseeng. Mereka tidak berani meneruskan menuju ke Pakuan kalau benteng muara beres belum direbut tentara Islam.

Akhirnya tentara Banten ini ditarik dan digunakan dengan tentara Cirebon/Demak diputuskan di Depok. 

Di antara tentara Banten itu ada seorang tentara wanita yang bernama ratu Maemunah.

Ratu Maemunah perang selesai menetap di Bojong gede untuk terus menyebarkan agama Islam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Sumber: Buku Jejak Langkah Islam Di Kota Depok, Penerbit : MUI Depok

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X