Edisi.co.id - Sebagai pribadi Muslim yang belajar agama, santri dapat memainkan dua hal penting secara simultan, yakni belajar dan berkontribusi.
Saat belajar dalam durasi tertentu, dia juga berkontribusi pada durasi tertentu itu. Waktunya tidak terbatas pada belajar saja dulu, kontribusi nanti, tapi belajar sekaligus berkontribusi.
Kontribusi santri adalah dengan mengajarkan apa yang dia pelajari. Sesedikit apapun ilmu itu akan semakin kaya jika diajarkan kepada orang lain.
"Ilmu akan bertambah dengan mengajarkannya kepada orang lain," begitu kata seorang ulama.
Apa bentuk kontribusi saat belajar?
Hal pertama, mengajarkan kepada orang yang tidak paham.
Ingat ketika sekolah dulu kita diajarkan untuk mengajarkan kepada kawan yang tidak mengerti.
Kawan mengajarkan kawan. Saat ini, di sekolah anak saya juga masih berlaku itu, kawan yang bisa mengajarkan kepada kawan yang tidak bisa.
"Ada anak yang lebih cepat paham penjelasan temannya daripada penjelasan guru," kata seseorang.
Baca Juga: Suara Netizen, Suara Kebenaran & Kebatilan
Mengajarkan sesuatu tidak akan membuat kita kehilangan sesuatu.
Sungguh ilmu yang ada di alam ini teramat luas dan olehnya itu tidak ada kata rugi ketika ilmu bermanfaat diajarkan kepada orang lain.
Sebagaimana dulu kita pernah tidak bisa dan kita diajarkan oleh lain, maka kini setelah bisa kita juga harus mengajarkan kepada orang lain.
Kedua, kontribusi dapat dilakukan dengan menulis catatan, merapikan, dan memublikasikannya pada berbagai platform.
Saat ini publikasi tidak terbatas pada buku atau majalah tapi ada banyak sekali platform dimana orang bisa menyebarkan gagasannya kepada publik.
Artikel Terkait
IPad 10 meluncur,tanpa tombol home button.
71 Kasus Gagal Ginjal Akut di Jakarta dan Pasien berumur 0-18 Tahun
Kolaborasi Program P2WKSS Antara SKSG-SIL UI dengan Pemkot dan Warga Cinangka
Memperingati HUT Ke 77, PGRI Kecamatan Bojongsari adakan Lomba Senam dan Futsal antar Ranting
Benarkah Suara Netizen adalah Suara Kebenaran dan Suara Kebatilan ?