Pemkot Pamerkan Enam Motif Batik Khas Surabaya Lewat Konser Musik

photo author
- Kamis, 17 November 2022 | 15:15 WIB


Edisi.co.id Batik merupakan salah satu warisan budaya kebanggaan Indonesia yang kini berada di puncak popularitasnya. Sejumlah pemimpin negara dan undangan KTT G20 bahkan bersedia mengenakan busana batik pada saat menghadiri jamuan makan malam pada puncak KTT G20 di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Selasa (15/11).

Budaya batik sendiri berkembang pesat di Indonesia. Hal itu dapat ditelusuri sejak zaman Majapahit, kemudian berkembang pesat pada era Kesultanan Mataram di daerah Surakarta dan Yogyakarta, dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah Nusantara.

Baca Juga: Indonesia Berhasil Meraih Komitmen Investasi US miliar

Batik Nusantara telah berkembang dan berevolusi dalam perjalanannya yang begitu panjang. Bermula dari lingkungan keraton yang sangat terbatas, kini batik telah berkembang menjadi salah satu komoditas industri kreatif Indonesia yang menerobos pasar global.

Terlepas dari proses asli membatik yang merujuk pada teknik menggambar yang melibatkan lilin, canting, dan peralatan khusus lainnya, batik saat ini juga telah diproduksi dengan berbagai teknik produksi modern.

Perkembangan batik yang semakin pesat inilah yang membuat daerah-daerah di Indonesia ingin menonjolkan batik khas daerah agar bisa dikenal di Nusantara, bahkan dunia. Hal ini mendorong jajaran pemerintah daerah (pemda) berfikir kreatif dan inovatif.

Salah satu pemda yang berupaya mengembangkan batik khas daerah adalah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Hal itu berawal dari keinginan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi agar batik khas Surabaya bisa diekspor ke mancanegara.

Oleh karena itu, kemudian digelar acara akbar bertajuk "Karnaval nang Tunjungan" di Jalan Tunjungan, Kota Surabaya, pada 30 Oktober 2022. Acara tersebut digelar Pemkot Surabaya bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Surabaya dan Bank Jatim.

Melalui acara tersebut, pemkot ingin memperkenalkan motif batik khas Kota Surabaya dengan menggerakkan para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Sekaligus pula untuk memamerkan dan memperagakan busana batik karya dari para desainer UMKM Surabaya.

Motif batik yang diperkenalkan adalah hasil karya dari 16 pembatik dan 14 desainer UMKM asal Kota Surabaya yakni, motif batik Sparkling Surabaya, Gembili Wonokromo, Remo Surabayan, Abhi Boyo, Kembang Bungur, dan Doro Kidungan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X