Edisi.co.id - Batik merupakan salah satu warisan budaya kebanggaan Indonesia yang kini berada di puncak popularitasnya. Sejumlah pemimpin negara dan undangan KTT G20 bahkan bersedia mengenakan busana batik pada saat menghadiri jamuan makan malam pada puncak KTT G20 di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Selasa (15/11).
Budaya batik sendiri berkembang pesat di Indonesia. Hal itu dapat ditelusuri sejak zaman Majapahit, kemudian berkembang pesat pada era Kesultanan Mataram di daerah Surakarta dan Yogyakarta, dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah Nusantara.
Baca Juga: Indonesia Berhasil Meraih Komitmen Investasi US miliar
Batik Nusantara telah berkembang dan berevolusi dalam perjalanannya yang begitu panjang. Bermula dari lingkungan keraton yang sangat terbatas, kini batik telah berkembang menjadi salah satu komoditas industri kreatif Indonesia yang menerobos pasar global.
Terlepas dari proses asli membatik yang merujuk pada teknik menggambar yang melibatkan lilin, canting, dan peralatan khusus lainnya, batik saat ini juga telah diproduksi dengan berbagai teknik produksi modern.
Perkembangan batik yang semakin pesat inilah yang membuat daerah-daerah di Indonesia ingin menonjolkan batik khas daerah agar bisa dikenal di Nusantara, bahkan dunia. Hal ini mendorong jajaran pemerintah daerah (pemda) berfikir kreatif dan inovatif.
Salah satu pemda yang berupaya mengembangkan batik khas daerah adalah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Hal itu berawal dari keinginan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi agar batik khas Surabaya bisa diekspor ke mancanegara.
Oleh karena itu, kemudian digelar acara akbar bertajuk "Karnaval nang Tunjungan" di Jalan Tunjungan, Kota Surabaya, pada 30 Oktober 2022. Acara tersebut digelar Pemkot Surabaya bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Surabaya dan Bank Jatim.
Melalui acara tersebut, pemkot ingin memperkenalkan motif batik khas Kota Surabaya dengan menggerakkan para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Sekaligus pula untuk memamerkan dan memperagakan busana batik karya dari para desainer UMKM Surabaya.
Motif batik yang diperkenalkan adalah hasil karya dari 16 pembatik dan 14 desainer UMKM asal Kota Surabaya yakni, motif batik Sparkling Surabaya, Gembili Wonokromo, Remo Surabayan, Abhi Boyo, Kembang Bungur, dan Doro Kidungan.
Artikel Terkait
Cuaca Malang Hari Ini, Dilanda Hujan Lebat Disertai Petir
Yang Tak Terlihat Dari Forum Religion 20 R20 Summit Bali
Laris Manis Bak Kacang Goreng, Mobil Sedan Masih diminati Masyarakat Indonesia
Diikuti Ratusan Siswa dan Orangtua, UPTD SDN 3 Cimpaeun Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW