Edisi.co.id - Pernahkah kamu berkunjung ke daerah Cirebon? Jika pernah, kamu pasti melihat banyak sekali toko yang berjejer menjual kerajinan rotan dalam berbagai bentuk. Ya, karena memang di Cirebon banyak sentra kerajinan rotan.
Rotan yang banyak tumbuh di hutan Indonesia, merupakan komoditas yang banyak dibutuhkan untuk pembuatan berbagai jenis mebel seperti kursi, meja tamu, rak buku dan lain-lain. Rotan dinilai memiliki banyak keunggulan dibandingkan kayu, karena rotan lebih ringan dan kuat, sifatnya yang elastis, mudah dibentuk, serta harganya relatif murah.
Salah satu warga Cirebon yang fokus menekuni kerajinan rotan ini yaitu Yati, yang tinggal di Desa Tegalwangi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Kondisi ekonomi rumah tangganya yang serba terbatas menjadi motivasi utama Yati saat memulai usaha ini di tahun 2005. Bukan saja kebutuhan sehari-hari yang tak bisa terpenuhi tapi juga biaya pendidikan anak-anaknya yang sering tersendat. Tak heran kalau dia sering terlilit hutang karena terpaksa oleh keadaan.
Baca Juga: Peluang Usaha, Menyulap Batok Kelapa Menjadi Produk Berharga
Karena keinginannya yang kuat untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya, maka Yati memantapkan tekad untuk membuka usaha. Dia memilih usaha kerajinan rotan karena dulu orang tuanya pernah menekuni usaha ini. Memang sejak lama Desa Tegalwangi dan sekitarnya sudah dikenal sebagai sentra kerajinan rotan.
Berbekal keterampilan yang dia peroleh dari orang tuanya, menjadi modal utama bagi Yati dalam merintis usaha ini. Sebagaimana pengusaha lainnya, seorang pengrajin perlu memiliki mental yang kuat dan tangguh. Yati sangat menyadari hal itu sehingga sejak awal memulai usaha dia sudah siap menghadapi segala tantangan agar bisnis ini tidak gagal di tengah jalan.
Bagi Yati, modal yang paling besar yaitu tekad yang kuat serta keterampilan yang dia peroleh dari orang tuanya. Dengan keterampilan itu dia mampu menghasilkan berbagai jenis perabotan rumah tangga dan hiasan multifungsi berbahan rotan. Sedangkan untuk modal finansial atau dana, tak lebih dari Rp 3 juta.
Baca Juga: Tanggapi Tweet Mahfud MD, Fadli Zon: Pak Mahfud sedang Meledek Peminta Keadilan ?
Sebagai keluarga pengrajin rotan Yati tak hanya mewarisi ketrampilan dari orang tuanya, tetapi juga relasi dan jaringan dalam pemasaran. Hal tersebut cukup membantu dalam memasarkan produknya terutama di saat perintisan. Namun seiring berjalannya waktu, Yati terus mengembangkan pemasaran termasuk melalui jaringan online. Beberapa produknya mulai menghiasi media sosial dan marketplace. Dia pun terus melakukan inovasi agar produknya lebih variatif sesuai kebutuhan pasar.
Dalam menjalankan usaha pasti banyak lika-likunya. Begitu juga yang dialami Yati. Di antara kendala yang pernah dia hadapi yaitu terkait permodalan. Banyak pesanan yang tak bisa dipenuhi karena terbatasnya modal. Selain itu, keterbatasan modal juga menghambat dalam penyediaan bahan baku yang berkualitas yang kadang harus didatangkan dari daerah lain. Belum lagi kendala terkait tenaga kerja atau karyawan yang kurang terampil.
Untung saja masalah permodalan bisa diatasi terutama sejak dia menjadi nasabah PNM. Memang pada awalnya Yati hanya mendapat pinjaman sebesar Rp 2 juta melalui PNM Mekaar. Namun pada tahun 2022, setelah usahanya makin maju, Yati mendapat suntikan modal sebesar Rp 10 juta.
Baca Juga: Yoona SNSD Bagikan Potret No Make-up, Tuai Pujian dari Penggemar dan Netizen: Alami dan cantik
Kini usaha Yati makin berkembang dengan jumlah produk yang semakin banyak. Untuk lebih mengoptimalkan kapasitas usahanya dia telah membuat tim khusus untuk menangani setiap jenis produk. Dengan pola tersebut kapasitas dari sekitar 12 tenaga kerjanya bisa lebih optimal. Dalam sebulan dia mampu meraih omset sekitar Rp 100 juta, dengan keuntungan bersih sekitar Rp 40 juta.
Dengan keberhasilan yang telah dia capai, kondisi ekonomi keluarganya semakin meningkat, jauh lebih baik dari sebelumnya. Kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan anak-anaknya juga sudah tidak masalah. Bahkan saat ini Yati sedang membangun rumah pribadi, meskipun dilakukan secara bertahap.