Edisi.co.id- Guinea Equatorial mencatat wabah baru virus Marburg, yang disebut benar-benar menular dan mematikan seperti virus Ebola. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan ada 9 kasus kematian akibat virus Marburg tercatat di kawasan bagian negara Afrika Barat tersebut, Senin (13/2/).
Kasus kematian pertama diumumkan Menteri Kesehatan Guinea Khatulistiwa Mitoha Ondo'o Ayekaba pada Jumat kemarin. Lebih dari 200 Orang Dikarantina
Pemerintah setempat mengkarantina lebih dari 200 orang untuk mencegah penyebaran virus meluas. WHO menyebut tingkat kematian akibat virus Marburg menempuh 88 persen. Pengaturan kawasan dilakukan di Provinsi Kie Ntem semenjak sepakn, terlebih bagi warga yang mengalami gejala.
Baca Juga: Ini Penyebab Lendir Di Paru-paru Yang Harus Kamu Tahu
"Selain 9 kematian, Guinea melaporkan sedikitnya 16 kasus diduga virus Marburg dengan gejala termasuk demam, kelelahan, muntah darah, dan diare," kata WHO, dikutip dari US News.
Asal-usul Virus Marburg
Virus Marburg berasal dari kelelawar dan menyebar ke manusia melalui kontak dekat, paparan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, atau permukaan benda seperti seprai yang terkontaminasi.
Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 1967 sesudah menjadi wabah di laboratorium tempat Marburg, Jerman, Beograd, dan Serbia. Sebanyak 7 orang meninggal akibat terpapar virus saat melaksanakan penelitian kepada kera.
Penularan Virus Marburg
Berdasarkan peneliti global health security Griffith University Australia Dicky Budiman, penyakit ini mempunyai masa inkubasi 2 hingga 21 hari. Gejala yang muncul antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, dan muntah. Bila terpapar, dapat menyebabkan perdarahan, kegagalan banyak organ, hingga kematian.
"Sekitar hari ke-5 setelah timbulnya gejala, ruam yang paling menonjol di badan dapat terjadi. Saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk Marburg. Wabah jarang terjadi, relatif kecil, tetapi sangat fatal dengan tingkat fatalitas kasus berkisar antara 25-90 persen," ujar Dicky, Selasa (14/2).
Apa Virus Marburg Dapat Disembuhkan?
Ketika ini belum ada vaksin atau obat resmi untuk Marburg. Tetapi, perawatan rehidrasi dapat meringankan gejala dan meningkatkan kans bertahan hidup.
WHO memasukkan Marburg ke dalam daftar virus yang berpotensi memunculkan pandemi. Bila vaksin tak seketika dimaksimalkan dan pengaturan penyebaran wabah lemah, virus ini mungkin menjadi ancaman serius bagi kesehatan dunia.
Artikel Terkait
Manfaat Buah Sirsak Untuk Kesehatan Para Penderita Kolesterol
5 Cara Yang Efektif untuk Turunkan Kolesterol Jahat
Penderita Diabetes Harus Tahu! Ini dia Manfaat Serat Untuk Diabetes
Sering Merasa Badan Cepat Capek? Ini kebiasaan Yang Harus Dihindari