Virus Marbug Akan Menjadi Next Pandemi? Dengan Angka Kematian Mencapai 88 persen

photo author
- Kamis, 16 Februari 2023 | 08:42 WIB
Foto hanya ilustrasi
Foto hanya ilustrasi

Edisi.co.id- Guinea Equatorial mencatat wabah baru virus Marburg, yang disebut benar-benar menular dan mematikan seperti virus Ebola. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan ada 9 kasus kematian akibat virus Marburg tercatat di kawasan bagian negara Afrika Barat tersebut, Senin (13/2/).

Kasus kematian pertama diumumkan Menteri Kesehatan Guinea Khatulistiwa Mitoha Ondo'o Ayekaba pada Jumat kemarin. Lebih dari 200 Orang Dikarantina

Pemerintah setempat mengkarantina lebih dari 200 orang untuk mencegah penyebaran virus meluas. WHO menyebut tingkat kematian akibat virus Marburg menempuh 88 persen. Pengaturan kawasan dilakukan di Provinsi Kie Ntem semenjak sepakn, terlebih bagi warga yang mengalami gejala.

Baca Juga: Ini Penyebab Lendir Di Paru-paru Yang Harus Kamu Tahu

"Selain 9 kematian, Guinea melaporkan sedikitnya 16 kasus diduga virus Marburg dengan gejala termasuk demam, kelelahan, muntah darah, dan diare," kata WHO, dikutip dari US News.

Asal-usul Virus Marburg

Virus Marburg berasal dari kelelawar dan menyebar ke manusia melalui kontak dekat, paparan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, atau permukaan benda seperti seprai yang terkontaminasi.

Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 1967 sesudah menjadi wabah di laboratorium tempat Marburg, Jerman, Beograd, dan Serbia. Sebanyak 7 orang meninggal akibat terpapar virus saat melaksanakan penelitian kepada kera.

Penularan Virus Marburg

Berdasarkan peneliti global health security Griffith University Australia Dicky Budiman, penyakit ini mempunyai masa inkubasi 2 hingga 21 hari. Gejala yang muncul antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, dan muntah. Bila terpapar, dapat menyebabkan perdarahan, kegagalan banyak organ, hingga kematian.

"Sekitar hari ke-5 setelah timbulnya gejala, ruam yang paling menonjol di badan dapat terjadi. Saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk Marburg. Wabah jarang terjadi, relatif kecil, tetapi sangat fatal dengan tingkat fatalitas kasus berkisar antara 25-90 persen," ujar Dicky, Selasa (14/2).

Apa Virus Marburg Dapat Disembuhkan?


Ketika ini belum ada vaksin atau obat resmi untuk Marburg. Tetapi, perawatan rehidrasi dapat meringankan gejala dan meningkatkan kans bertahan hidup.
WHO memasukkan Marburg ke dalam daftar virus yang berpotensi memunculkan pandemi. Bila vaksin tak seketika dimaksimalkan dan pengaturan penyebaran wabah lemah, virus ini mungkin menjadi ancaman serius bagi kesehatan dunia.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Matilda Edisi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X