Edisi.co.id - Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi mengatakan, adalah hak seorang wanita sebagai pemilik rahim untuk menentukan ingin mempunyai anak atau tidak.
"Sebagai perempuan yang memiliki rahim untuk mengandung dan melahirkan anak, maka perempuan memiliki hak untuk menentukan apakah ingin memiliki anak atau tidak, jika ingin memiliki anak berapa, kapan, dan jaraknya berapa lama," ucapnya kepada wartawan, (12/2/2023).
Meski begitu, dia menyebut pemenuhan hak ini tidak bisa berdiri sendiri. Dia menyebut hal itu juga harus didiskusikan dan disepakati dengan suaminya untuk memilih menghadirkan anak ataupun childfree.
"Kami menghargai berbagai pendapat dan pandangan terkait dengan childfree. Bagi yang setuju dan tidak setuju dengan childfree tentunya mereka memiliki alasan masing-masing terhadap kehadiran anak, fungsi perkawinan, keberlanjutan turunan, dan lain-lain," kata Siti.
Baca Juga: Jawa Tengah-Norwegia Jajaki Kerja Sama Transisi Energi
Perempuan, lanjut Siti, harus mulai didorong untuk menyuarakan pendapat di depan suami. Menurutnya, wanita memiliki posisi tawar dan diajak mengambil keputusan.
Menurut Tunggono (2021) dalam Childfree & Happy, ada berbagai alasan yang mendorong seseorang untuk tidak memiliki anak, antara lain alasan pribadi, misalnya merasa tidak memiliki waktu untuk mengurus anak atau merasa tidak mampu menjadi orang tua yang baik; alasan psikologis, seperti trauma masa kecil karena memiliki orang tua yang terlalu kasar; alasan medis, contohnya mandul;
Alasan lainnya, karena keterbatasan ekonomi; alasan filosofis, misalnya menganggap bahwa membantu sesama dapat lebih efektif jika tidak memiliki anak, atau memiliki anak hanyalah ajang narsisme saja;
Juga faktor lingkungan hidup, maksudnya sebagian orang memutuskan childfree karena populasi dunia sudah terlalu membengkak; pengaruh pendidikan, kalangan yang memilih childfree cenderung mereka yang tinggal di daerah perkotaan dan berpendidikan lebih tinggi; kebutuhan seksual, sebagian orang merasa tidak membutuhkan aktivitas seksual atau karena memiliki orientasi seksual yang berbeda.
Baca Juga: Tak Sanggup Dimarahi Ibunya Terus Menerus, Seorang Anak Laki-laki Nekat Lakukan Ini
TANGGAPAN BKKBN
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, turut berkomentar perihal pilihan untuk tidak mempunyai anak alias childfree.
Menurut Hasto, ada konsekuensi secara umum dan khusus yang harus dibayar apabila childfree diterapkan.
"Pertama, secara populasi, artinya pengaruh terhadap populasi penduduk secara keseluruhan itu sangat negatif. Karena kalau orang itu berprinsip childfree, maka di suatu negara itu akan mengalami yang namanya zero growth atau bahkan minus growth," ujar Hasto, seperti diberitakan Republika.co.id, Jumat (10/2/2023).
Artikel Terkait
Orang Tua Harus Tahu! Ini Dia Gejala Stunting Pada Anak Yang Perlu Diketahui
Fenomena Childfree, Sebuah Pilihan atau Kehendak Tuhan
Calon Suami Dewi Perssik Menelantarkan anak-anaknya
Deddy Corbuzier ke Coki Pardede soal Childfree: Bener Gak Cewe yang tidak Melahirkan Lebih Muda
CHILDFREE DI BARAT, JEPANG DAN INDONESIA, MAU TAHU ?
BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG CHILDFREE? SIMAK PEMBAHASANNYA
Tak Sanggup Dimarahi Ibunya Terus Menerus, Seorang Anak Laki-laki Nekat Lakukan Ini