Pembelajaran tidak hanya di sekolah, namun juga bisa dilakukan secara mandiri dengan membaca buku dan media massa yang semakin mudah diakses di era digital ini. Membaca merupakan jendela dunia dan teman yang tidak pernah mengkhianati adalah buku.
Pembangunan masyarakat madani tidak lepas dari perjuangan individu Muslim untuk mengendalikan hawa nafsu dan bisikan syaitan terhadap dirinya.
Pengendalian hawa nafsu menjadi kunci peningkatan pribadi muslim yang lebih baik. Setelah seorang muslim mampu mengendalikan hawa nafsunya, dia perlu disiplin dalam mengatur dan memanfaatkan waktu.
Baca Juga: Bau Apek di Baju Bikin Nggak Percaya Diri? Usir dengan Tips Super Gampang Ini
Imam Syafii mengatakan Surah Al-Asr (Waktu) adalah intisari dari Al Quran yang menunjukkan betapa pentingnya waktu.
الوقت كالسيف. إن لم تقطعه يقطعك.
"Waktu bagaikan pedang, jika kau tidak menebaskannya, maka ia akan menebasmu".
Pandai mengatur waktu merupakan kunci dalam manajemen diri dan pekerjaan secara baik.
Sementara itu, prioritas adalah kunci dalam mengurus urusan domestik dan "internasional" yang baik. Imam Al Ghazali mengatur skala prioritas Muslim menjadi beberapa hal yaitu menjaga agama dan nyawa, akal dan harta, keturunan hingga kehormatan.
Kepentingan jangka pendek dan jangka panjang hendaknya proporsional (tawazun). Mandiri secara finansial sehingga tidak kurang, baik kalau berlebih namun tidak berfoya-foya.
Bagian terakhir, seorang Muslim haruslah bermanfaat untuk orang lain.
Allah SWT berfirman dalam surat As Shaf :
تؤمنون بالله و رسوله و تجاهدون في سبيل الله بأموالكم و أنفسكم ذالكم خير لكم إن كنتم تعلمون
Bermanfaat tidaklah mesti dengan harta, namun juga dengan ilmu dan kebermanfaatan lainnya.