Sementara semisal Ganjar-Sandi sulit mendapatkan dukungan basis massa NU, kecuali kalau wakilnya kelak dari unsur NU. Apakah Anies bisa kejar? Ya sangat mungkin.
Jika rakyat bergerak, Anies bisa menang. Apalagi dia bukan bagian kekuasaan dan rezim sekarang. Potensi ini sangat mungkin bisa meyakinkan publik bahwa Anies bisa membawa angin perubahan yang sangat berbeda dengan rezim sekarang.
Beda kalau Ganjar atau Prabowo yang kelak menang, kondisi pasti tak jauh beda dengan era sekarang.
Membaca peta sederhana demikian, tentu Anies Baswedan saya kira punya peluang yang menjanjikan. Tak mudah jalannya memang.
Mendapat dukungan Nasdem, selain modal politik yang menarik, tentu “modal media” juga tak kalah pentingnya.
Metro TV dan Group Media Indonesia tentu menjadi “corong” penting mendapatkan atensi publik. Dukungan Demokrat, bagus, walau peta politik masih cair.
Bagi Demokrat, saya kira pragmatisme politiknya kental sekali terlihat. Mereka akan masuk ke dalam lingkaran koalisi asalkan “Adinda” Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpotensi jadi calon wapres.
Sepragmatis itu. Bagi Anies Baswedan, sebenarnya yang paling besar sepertinya dukungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kesolidan kader partai ini dalam mendukung calon yang diusung tak perlu diragukan lagi.
Militansi kader yang bergerak di bawah benar-benar bisa diandalkan untuk bisa meraup suara serta mengawal suara sampai ke pusat.
Baca Juga: Elektabilitas Tertinggi, Erick Thohir Cawapres Potensial di Mata Publik
Tantangan besar bagi kubu Anies Baswedan sekarang, selain terus bermain ditataran elit untuk mendapatkan dukungan partai lain, yang paling penting tentu strategi komunikasi.
Anies Baswedan perlu didukung dengan semakin banyak lagi “Jubir Rakyat”, relawan-relawan yang “mensosialisasikan” ide-ide besar dan rekam jejak (track record) Anies Baswedan ketika memimpin, termasuk di Jakarta.
Hal ini sebagai modal penting dalam debat dengan Ganjar dalam tema yang sama. Bagaimana kinerja keduanya saat memerintah di daerah kekuasaannya masing-masing.
Saya memprediksi dalam perjalanan kampanye kelak, Ganjar akan memakai “Identitas Islam” untuk meraih dukungan, khususnya kalangan muslim NU pedesaan.
Artikel Terkait
Insiden Penembakan Kantor MUI, Kiai Cholil Minta Masyarakat Tidak Terprovokasi
Gelar Halalbihalal, Ilham Harapkan PWI Dikenal seluruh Elemen di Jakarta Utara
Kementerian Agama Mengecam Penembakan di Kantor MUI, Menag: Dukung Polri Identifikasi Pelaku
Rihlah Ilmiah Hari ke 1 di Akademi Militer Magelang, Siswa SMP PCI Diberikan Motivasi Menjadi Pemimpin Bangsa
Patroli Malam Tiga Pilar Cegah Perkelahian Remaja