Perebutan Pengaruh Jokowi-Megawati dan Kecemasan Oligarki

- Rabu, 17 Mei 2023 | 22:43 WIB
Pilpres 2024 merupakan yang paling rumit karena tersandung tuntutan pragmatis masing-masing partai, dengan mengabaikan kepentingan bangsa yang lebih luas.
Pilpres 2024 merupakan yang paling rumit karena tersandung tuntutan pragmatis masing-masing partai, dengan mengabaikan kepentingan bangsa yang lebih luas.

Oleh Smith Alhadar (Penasihat Institute for Democracy Education/IDe)

Edisi.co.id - Acara Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, 14 Mei 2023, mengecewakan PDI-P. Pidato yang diharapkan akan mengarahkan relawannya mendukung Ganjar Pranowo, justru Jokowi memberi indikasi kuat tak mendukung bakal capres PDI-P itu.

Padahal, PDI-P sangat mengharapkan efek ekor jas Jokowi yang diduga masih punya pengaruh besar. Tak heran, politisi PDI-P Adian Napitupulu mengungkapkan kekecewaannya dengan mengatakan Jokowi tak boleh mengarahkan relawannya mendukung salah satu bakal capres. Presiden harus netral.

Dalam pidatonya, Jokowi menyatakan Pilpres 2024 sangat krusial bagi masa depan bangsa. Karena itu, ia mengingatkan relawannya untuk tidak tergesa-gesa dalam menjatuhkan pilihan. Bacapres yang dipilih harus memenuhi kriteria berikut.

Pertama, dia haruslah tokoh pemberani dalam mengambil keputusan. Kedua, mengerti cara mengelola negara.

Ketiga, harus mengerti strategi dan memiliki gagasan. Jangan memilih pemimpin yang hanya menjalankan rutinitas sebagai presiden, yang hanya duduk di Istana dan tanda tangan.

Baca Juga: Stasiun Gambir Hadirkan Face Recognition Boarding Gate, Pemeriksaan Tiket Cukup Melalui Pindai Wajah

Keempat, sosok itu harus mampu membangun strategi ekonomi dan strategi politik. Kelima, ia harus dekat dengan rakyat.

Ketua Umum Jokowi Mania Nusantara (Joman) yang juga Ketua Umum Prabowo Mania 08, Immanuel Ebenezer, meyakini kriteria dari Jokowi itu merujuk pada sosok Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Penasihat Repdem Beathor Suryadi bahkan menyatakan Jokowi telah mempermalukan dan menghina Ketua Umum PDI-P Megawati Sorkarnoputri dan melawan keputusan PDI-P mendukung Ganjar.

Ia khawatir sikap Jokowi itu berdampak pada PDI-P dalam pemilu mendatang. Karena itu, ia mendesak Megawati untuk mencabut mandat petugas partai itu.

Hal terakhir inilah yang menakutkan Jokowi sehingga ia tak bersedia mengungkap nama bacapres yang didukungnya. Padahal, Musra telah mengajukan tiga nama bacapres kepadanya: Ganjar, Prabowo, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Baca Juga: Rhenald Kasali Mengingatkan Banyak Peluang Setelah Jakarta Menjadi Kota Bisnis Berskala Global

Jokowi mengaku ia hanya akan membisiki kepada relawan nama bacapres yang didukungnya. Awalnya, Jokowi mendukung Ganjar. Hal itu jelas ketika dalam suatu kesempatan ia memberi ciri-ciri tokoh yang layak menggantikannya, yaitu berambut putih dan dahinya berkerut.

Halaman:

Editor: Asri Al Jufri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tidak Selalu Hitam Putih

Senin, 5 Juni 2023 | 16:05 WIB

Impresi Pancasila

Rabu, 31 Mei 2023 | 15:14 WIB

Bulan Mei dan Pers Kita

Rabu, 31 Mei 2023 | 09:00 WIB
X