Jokowi putar haluan setelah Ganjar tak lagi berada dalam pengaruhnya, melainkan di bawah kendali Megawati. Untuk memisahkan Ganjar dari Jokowi, Megawati secara cerdik memerintahkan Gubernur Jateng itu menolak Timnas Israel berpartisipasi dalam ajang Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung di Indonesia.
Sikap Mega dan Ganjar itu dilihat Jokowi sebagai tamparan ke wajahnya. Toh, ajang itu diharapkan akan memperkuat pengaruhnya di dalam negeri terkait pilpres, sekaligus menaikkan pamornya di pentas dunia.
Justru Megawati tak menginginkan membesarnya pengaruh Jokowi sehingga ia menjadi penentu kunci dalam percaturan pilpres. Bahkan, kalau pengaruh Jokowi membesar, bisa jadi ia akan mewujudkan gagasan perpanjangan masa jabatan presiden yang ditentang Megawati.
Setelah Ganjar berjarak dengan Jokowi, Megawati langsung menjadikan kader PDI-P itu sebagai bacapres partainya. Harapannya, pengaruh Jokowi melemah terkait pilpres. Tapi Megawati salah hitung.
Baca Juga: Menag: 100 Persen Jemaah Sudah Lunasi Biaya Haji Reguler, Konsentrasi pada Kuota Tambahan
Tak ia duga petugas partai yang nampak lugu itu berani melawannya. Megawati abai bahwa Jokowi akan mengambil langkah apapun untuk memastikan penggantinya adalah orang yang akan melanjutkan legacy dan program pembangunannya. Dirampasnya Ganjar dari tangannya justru membangunkan Jokowi bahwa Megawati tak berkomitmen untuk melanjutkan legacy dan kebijakan pembangunan Jokowi yang dianggap berasal dari Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, musuh Megawati.
Jokowi beralih mendukung Prabowo karen tokoh ini berjanji akan melanjutkan 99,99% program pembangunan Jokowi. Perlu diingat, bulan lalu Hashim Djojohadikusumo, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, sekaligus adik kandung Prabowo, menyatakan program pembangunan Jokowi berasal dari Prabowo. Aneh? Tidak juga.
Sebagaimana diketahui, Prabowo adalah menantu Presiden Soeharto dan putera Soemitro Djojohadikusumo, begawan ekonomi sekaligus arsitek pembangunan Orba. Prabowo juga menghabiskan banyak waktunya mempelajari ekonomi secara otodidak.
Di sisi lain, Prabowo adalah bawahan Luhut di militer sekaligus teman karibnya. Di pemerintahan saat ini, Luhut dikenal sebagai arsitek pembangunan pemerintahan Jokowi.
Dus, dalam konteks klaim Hashim di atas, masuk akal kalau kita berasumsi program pembangunan Jokowi yang sangat berbau Orba itu berasal dari Luhut yang didapat dari Prabowo. Toh, klaim Hashim tidak dibantah Luhut maupun Jokowi.
Baca Juga: Berkurban Hanya 1Jutaan Cuma di Dompet Dhuafa
Kriteria bacapres ala Jokowi di atas, kendati belum tentu matching dengan sosok Prabowo, jelas tidak sesuai dengan profil dan rekam jejak Ganjar. Memang Prabowo cukup faham ekonomi dan, sebag prajurit TNI, pasti ia diajarkan ilmu strategi. Tapi secara praksis, Prabowo dikenal sebagai politisi yang tidak andal.
Namun, Ganjar juga bukan pemimpin yang berhasil. Capaian-capaiannya di bidang ekonomi dan politik di Jateng sungguh menyedihkan. Selama sembilan tahun memimpin provinsi itu, Jateng hadir sebag wilayah termiskin di Pulau Jawa.
Ia juga meresahkan warga Wadas dan Pegunungan Kendeng -- keduanya di Jateng -- karena mengizinkan proyek pertambangan milik oligarki di sana, yang berpotensi merusak lingkungan dan hajat hidup warga.
Lalu, saat ini 15 desa di Demak, Jateng, terendam banjir yang tak dipedulikan Ganjar. Ia lebih sibuk bersafari politik di Jawa Barat. Belum lagi bicara tentang integritasnya. Ia sempat diberitakan terlibat kasus mega korupsi e-KTP.
Artikel Terkait
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Meningkat
Timnas U22 Juara Sepakbola Sea Games 2023, Erick Tohir Bangga Kepada Para Pemain bak Pejuang Bernyali Juara
Polres Kepulauan Seribu Layani Pembuatan SKCK melalui Pelayanan Terpadu Keliling
Polres Kepulauan Seribu Amankan Keberangkatan Warga dan Wisatawan di Dermaga 16 dan 17 Marina Ancol
Polisi Sosialisasikan Bahaya Hoaks Melalui Giat Patroli Malam Dialogis di Pulau Pari